Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Monday, April 8, 2013

TES FORMATIF


TES FORMATIF

Dalam proses pembelajaran ada berbagai persiapan termasuk cara untuk mengetahui tingkat pemahaman seorang peserta didik. Istilahnya adalah evaluasi. Ada banyak cara yang dilakukan sebagai evaluasi pendidikan. Sebagaimana banyak dikenal nama-nama tes, tes formatif, tes sumatif, dan lain-lain. Semua tes yang diselenggarakan, pokok utamanya adalah untuk mengetahui kemampua peserta didik (siswa maupun mahasiswa).

Di sini akan dibahas tentang tes formatif saja. Tes formatif digunakan untuk memantau kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun kepada guru (Daryanto 2005: 12). Ada perguruan tinggi yang menyarankan dosen memberikan tes formatif setiap setelah tiga kali pertemuan. Sehingga dalam satu semester mahasiswa memiliki dua nilai formatif.

Perlu ditekankan bahwa tes formatif itu bukan hanya untuk mengisi transkrip nilai, tapi harus menghasilkan umpan balik, misal: apakah mahasiswa sudah memahami materi selama 3 pertemuan? Kalau masih banyak yang belum memahami suatu materi perkuliahan/pelajaran, maka dosen harus mengulang materi tersebut. Pengulangan yang dilakukan bisa bervariasi, dengan latihan, dengan diskusi atau cara yang lain. Intinya, dosen tidak hanya mengejar silabus, tapi mengejar tingkat pemahaman mahasiswa yang bagus.

Di akhir semester, tes formatif diperhitungkan dengan nilai UTS, UAS, dan tugas. Meskipun tes formatif disarankan dilakukan setelah 3 pertemuan, namun ada sebagian dosen yang melakukan lebih dari 3 pertemuan, bahkan ada yang tidak menyelenggarakan tes formatif selama 3 bulan (sampai UTS). Lebih tepatnya hal ini terjadi karena dosen tidak memberitahukan kepada mahasiswa bahwa ulangan harian yang sedang diikutinya adalah tes formatif. Jadi mahasiswa tidak tahu bahwa mereka sudah mengikuti tes formatif, karena mereka menyebutnya ulangan harian. Sedangkan dosen tidak ambil pusing dengan nama tersebut, mungkin salah satu alasannya untuk mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa tanpa menggunakan metode menghapal “kebut semalam”. Banyak yang mengetahui dan mengalami, kalau diberitahukan tes formatif atau tes sumatif mahasiswa hanya mengandalkan hapalan satu malam sebelum pelaksanaan ujian. Bahkan ada mahasiswa nakal yang menyiapkan contekan. Dengan istilah ulangan harian, biasanya mahasiswa tidak setegang seperti akan menghadapi tes formatif atau sumatif.

Satu lagi yang menyebabkan istilah tes formatif tidak digunakan, yaitu dosen mengandalkan tugas-tugas harian. Sebagaimana diketahui bahwa ada dosen yang memberikan tugasnya tiap pertemuan. Tentunya, ini juga sudah membuat ‘sesak nafas’ bagi sebagian mahasiswa. Yang perlu diwaspadai adalah dosen jangan sampai memberikan tes formatif, tapi tidak mampu memperolah nilai mahasiswa yang cenderung asli, misalnya hindari kesempatan mahasiswa mencontek dengan membuat jenis tes yang tidak memungkinkan mahasiswa nyontek ke teman, ke buku, maupun menggunakan media lain.
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment