Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Friday, April 11, 2014

Ku Duduk Satu Jok Dengan Si Dia

Rasa lelah terasa sirna. Perjalanan jauh laksana sudah tiada, di saat seorang gadis cantik berswiter lengan panjang duduk satu jok di sampingku. Bis ini memang masih jauh perjalanannya, namun aku sudah tidak peduli lagi. Lebih jauh, lebih baik; lebih lama di dalam bis, lebih baik rasanya. Hmmmm….indahnya….

Obrolan mulai ketika gadis itu bertanya, “Permisi, Mas!” Dia duduk di sampingku dengan senyum kecil mengembang di bibir indahnya. “Silahkan, Mbak!”


Awalnya aku tidak berani ngajak ngobrol, takut disebut laki-laki unyahnyir (penggoda wanita). Tapi karena dia yang nawarin makan pop mie segala, ku coba memberanikan diri untuk mulai ngobrol.

Seorang gadis berkerudung kuning muda, dibalut switer yang bersahaja. Wajahnya tidak berani menatap wajahku, tapi sesekali laksana mencuri pandang, memastikan aku masih memperhatikan obrolannya. Dilihat dari isi pembicaraannya, aku menduga bahwa dia itu mahasiswi.

“Di sini de duduknya, kasihan kakaknya pegal!” Aku menawarkan jok tengah buat anak laki-laki kecil yang dari tadi duduk di pangkuannya. Mungkin ia adik atau saudaranya karena tadi manggil mama ke wanita yang sebelahnya lagi.

Perasaanku masih kaku untuk ngobrol banyak. Aku pun ngantuk dan tertidur….

Tak lama, adik kecil itu terdengar muntah-muntah. Ku lihat ke samping. Oh si adik kecil sedang di pangkuan ibunya.

Aku mulai memperhatikan lagi gadis cantik di sebelahku. “Pasti dia marah-marah.” Aku su’udzon setelah beberapa kali di situasi lain banyak gadis yang marah-marah karena adiknya mabuk kendaraan. Bahkan ada juga ibu yang ikut marah-marah juga.

Tapi…..
Tiba-tiba si adik kecil pindah lagi ke pangkuan gadis anggun itu. Dia elus-elus kepalanya dengan penuh kelembutan. Kemudian punggungnya….

Ya Tuhan… meskipun kelihatan kakinya sudah terasa pegal, mungkin karena dari tadi si adik kecil duduk di pangkuannya, tapi sama sekali tidak ada wajah kemarahan. Dia dengan senyum tulus, terus membelai si adik kecil.

Hatiku takluk, rasa sayang tumbuh, ingin menjadikan gadis itu sebagai pendamping hidupku. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Tidak boleh kehilangan momen indah seperti ini.

Ku beranikan…
Ku pegang lengannya?
Yah, baru bisa ku pegang lengan kelembutan hatinya.

Ku belai rambutnya?
Sayang, baru bisa ku belai rambut imannya.

Ungkapan apa yang paling tepat untuk si dia….?!?
Duuuuh, bis sudah tiba di tempat berhentiku. Hmmmm….


"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

3 comments:

  1. bagus juga Kang, calon novl kayaknya :)

    ReplyDelete
  2. Itu kisah nyata atau tidak mas?
    lanjutin lagi biar tidak penasaran di bagian akhir hehe

    ReplyDelete
  3. wah pasti bikin dag dig dug ya mas kalau dudu sebelah dengan si dia :D

    ReplyDelete