Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Sunday, June 29, 2014

Belanja di Bulan Ramadhan Itu Budaya Islam atau Arab?

Sudah hal biasa kalau di bulan Ramadhan minat belanja bangsa Indonesia semakin meningkat. Apalagi menjelang lebaran, pembelian bisa melonjak drastis.

Mereka melaksanakan puasa Ramadhan, tapi belanjanya tidak mencerminkan orang yang berpuasa. Mereka setiap hari melaksanakan puasa Ramadhan, tapi berburu menu buka tidak mencerminkan puasa berdasarkan nilai-nilai Islam.

Kenapa?

Alasannya sangat klasik: “Kita kan bukan Nabi atau keluarga Nabi, jadi masih banyak godaannya.” Atau “Belanja ini-itu kan buat anak-anak, kasihan mereka telah belajar puasa.”

Yang jadi masalah adalah belanja yang berlebihan sehingga lebih besar dari hari-hari biasa. Membelikan hadiah untuk anak yang berpuasa dengan hadiah yang berlebihan. Ini masih banyak terjadi di masyarakat kita.

Emangnya masalah buat lho?
Betul. Kebiasaan budaya konsumtif umat Islam di bulan Ramadhan akan berdampak buruk terhadap generasi penerus Islam. Mereka akan kesulitan membedakan budaya Islam dan budaya Arab.

Bukankah hobi belanja yang berlebihan itu bukan dari Islam? Tapi kan orang Timur Tengah suka belanja barang-barang mewah seperti berlian ke London [1]? Inilah yang dinamakan budaya Arab/Timur Tengah, bukan budaya Islam. Bukankah Islam itu mengajarkan kesederhanaan?

Lebih parahnya lagi, budaya konsumtif berbalut aksosris agama tampak juga dilakukan oleh sebagian ustadz. Sebagian ustadz dan keluarganya menganggap hal biasa untuk berbelanja di bulan Ramadhan. Mungkin mereka beralasan karena sudah banyak sedekah, jadi wajar dong keluarganya belanja. Inilah yang memusingkan saya ketika mencari ustadz panutan.

Masa ustadz memakai baju mahal?
Masa ustadz memakai jam tangan mahal?
Masa ustadz mengenakan batu ali yang terkesan enggak jelas manfaatnya?
Baju ustadz bagus?
Sandal ustadz bagus?
Lalu, saudara kita yang hidup dalam kemiskinan gimana?


Sumber:

[1] Jelang Ramadan, London Kebanjiran Turis Tajir dari Timur Tengah. ramadan.detik.com
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment