Tri Dharma Tasdik | Prodi Sistem Informasi | Skripsi SI
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Lomba
DAFTAR
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi
Showing posts with label SMS. Show all posts
Showing posts with label SMS. Show all posts

Wednesday, September 3, 2025

Catatan Harian Mahasiswa dan Dosen Sistem Informasi di YouTube dan TikTok: Tonton ya.. hehe

 Halo teman-teman yang masih setia dengan Katabah.hehe

Saat ini, saya update tentang Catatan Harian di YouTube dan TikTok @katabahcom. Isinya terdiri atas dua kategori utama, yakni Mahasiswa Sistem Informasi dan Dosen Sistem Informasi.

Kisahnya diambil sebagian besar dari perjalanan hidup saya, mimpi saya, dan sedikit bumbu konten. Semoga teman-teman yang hendak kuliah di Program Studi Sistem Informasi ada gambaran dan tambah semangat.

Melalui foto ini, saya bercerita tentang aktivitas dosen Sistem Informasi. Visualisasi Data menjadi salah satu topik sangat menarik di jurusan ini. Materinya dapat diperoleh pada mata kuliah Kecerdasan Bisnis (Business Artificial). Saya sendiri kadang menyebutnya "Penggunaan AI untuk Bisnis." Di video lain, insyaallah saya juga akan mengenalkan mata kuliah lain yang ada di Prodi Sistem Informasi.

Melalui foto ini, saya bercerita pengalaman saat menjadi mahasiswa. Bagi saya, kuliah itu sangat membanggakan dan membuat saya sangat bersyukur. Belajar dan kuliah merupakan bagian saya mensyukuri dan menikmati kehidupan.

Dulu saya sajikan dalam tulisan. Karena sekarang era medsos, maka saya visualisasikan dalam video. Semoga bermanfaat. 

Monday, August 18, 2025

ICOSEI Konferensi Internasional: Smart Village Indonesia

 Pada hari Kamis, 14 Agustus 2025, alhamdulillah saya bisa ikut lagi jadi presenter di konferensi internasional. Kali ini diselenggarakan oleh Universitas Al-Ghifari yang mendatangkan speaker dari Malaysia dan Thailand. Sedangkan dari Jepang menyampaikan materinya secara daring.

Pada prosiding ini, saya membahas tentang "Leveraging TikTok for Digital Literacy in Information Systems to Support Smart Village Initiatives in Indonesia."

Setelah presentasi, sekarang sedang proses pengajuan ISBN dan publikasi pada web ICOSEI. Rencananya, penelitian ini akan terus dilanjutkan dengan prioritas di Cisewu - Garut dan Pasirnanjung - Sumedang terlebih dahulu.

Youtube Sesi 1

YouTube Sesi 2
 

Saya juga upload kedua video tersebut di TikTok @katabahcom 

Tuesday, June 3, 2025

Ingin Membangun Mesjid

 Sebagai kelanjutan Gerakan Belajar Quran di Parakanmuncang Residence, Girilaya, Desa Pasirnanjung, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, kita berencana membangun mesjid.

Sekarang, sedang tahap pengajuan ke pihak developer yang intinya, bila belum ada rencana pembangunan mesjid dalam waktu dekat oleh developer, warga Perum akan cari donatur. Jadi, developer hanya menyediakan tanah.

Mesjid juga direncanakan selain akan digunakan shalat, juga akan dipakai kegiatan belajar Quran.

Adapun materi inti pembelajarannya: Aqidah Akhlaq, Fiqih, Quran Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan bahasa Arab.

Dari kelima materi di atas, Hapalan Quran menjadi materi utama, sedangkan yang lainnya sebagai materi pendukung.

Saya update selanjutnya di YouTube dan TikTok Katabahcom. Mohon doanya ya..🙏😊

Friday, May 16, 2025

Gerakan Belajar Quran Pasirnanjung Sumedang Jawa Barat

 Saya dan warga sekitar sedang merintis kelompok belajar Quran di Girilaya, desa Pasirnanjung, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat. Semoga berjalan lancar.

Sedikit-sedikit kegiatan saya dokumentasikan di YouTube Katabah. 

Di samping Gerakan Belajar Quran, saya juga sedang memperkuat langkah Mimpi 1000 Orang Kuliah dengan prioritas antara lain MAN 4 Garut atau yang dulunya dikenal dengan nama Madrasah Aliyah Cisewu.

Thursday, December 5, 2024

Ruang Digital Katabah

Untuk mendukung kegitan mahasiswa, Katabah ikut mempromosikan karya/prestasi mahasiswa di media sosial, antara lain:

Video Creator Dari Prodi Sistem Infomasi Unfari Bandung

Mahasiswa Sistem Informasi Menuju Final Putra Putri Pendidikan Jawa Barat 2025

Di kampus, saya menyebutnya Ruang E-Business. Mahasiswa punya kemampuan, usaha, kreativitas apa? Saya ikut promosikan.

Ruang e-Business merupakan salah satu dari kegiatan lanjutan dari Program Superintensif. Sebenarnya program ini tidak hanya terbatas pada lingkungan kampus, tapi saya juga sedang mengembangkannya mulai dari rumah karena pepatah mengatakan bahwa "Pendidikan yang baik bermula dari rumah." Alhamdulillah, saya sedang support putra tercinta untuk mengajak para anak Balita untuk menjadi pecinta Quran di TikTok @ois.tok yang mencapai 700 follower sejak tengah Januari 2025 ini. Semoga terwujudl generasi muda terampil IT dan Cinta Quran.

 

Sekilas Ruang Digital Katabah

Terinspirasi dari Rumah Perubahan Prof. Rhenald Kasali dan Ruang Guru, saya ingin menggunakan istilah Ruang Digital sebagai wadah inovasi saya dan teman-teman.

Sebelumnya, saya menggunakan istilah Lab. Katabah. Ini terinspirasi dari para penulis yang mencantumkan "laboratory" sebagai lembaganya di bagian awal artikel jurnal.

Terpikir juga menggunakan istilah Rumah Digital. Biarlah istilah patennya menyusul belakangan. Yang penting, kegiatannya terus dilakukan sebagai bentuk kontribusi dari ruang inovasi digital atau IT.

Saya merasa istilah Laboratory cocok disampaikan di kalangan intelektual. Sementara itu, Ruang Digital cocok untuk semua kalangan, termasuk mahasiswa dan masyarakat.

Dalam Ruang Digital ini, saya akan mengajak teman-teman yang berminat untuk membantu aktivitas masyarakat menggunakan sentuhan Teknologi Informasi sesuai yang saya pelajari di Program Studi Sistem Informasi.

Saya berharap, skill Sistem Informasi dapat bermanfaat bagi orang banyak, termasuk masyarakat pedesaan, baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan, dll.

Ruang Digital ini berpusat di kampus tempat kerja, Kota Bandung dan rumah kecil saya di Sumedang.

Sebenarnya, konsep Ruang Digital ini tidak terbatas dengan ruangan fisik. Selama ada laptop dan koneksi internet, kita bisa berkarya untuk membantu masyarakat.

Program Ruang Digital antara lain menyelenggarakan pelatihan pemrograman Laravel, Java, Python, Figma, AI, Jurnal Ilmiah, dll. Ini akan menjadi program Prakuliah bagi yang ingin kuliah di jurusan Sistem Informasi. Bisa juga menjadi skill untuk berkarir atau bekerja bagi yang ingin langsung bekerja, termasuk freelance.

Yang bergabung dalam Ruang Digital ini bukan hanya mahasiswa, tapi siapapun yang hendak berbagi skill IT untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat boleh.

Sebelumnya, saya membuat konsep Program Superintensif 2024.

Slow Response WhatsApp: Antara Etika dan Beban Kerja

Di tengah semakin pesatnya Teknologi Informasi, muncul fenomena slow response (terlambat respon) para pengguna WhatsApp (WA). 

Bukan hanya slow response, bahkan tidak dijawab atau tidak dibaca sama sekali.

Para pengguna juga memilih setting status pesan juga berbeda-beda, yakni ceklis satu, ceklis dua, atau ceklis dua centang biru.

Tuesday, December 3, 2024

Mahasiswa Sistem Informasi Go International: Tak Perlu Nunggu!



Sukses itu tak perlu nunggu faktor pendukung. Sebagian mahasiswa suka menyalahkan fasilitas kampus kurang, teman kurang mendukung saat ia ditanya kemampuannya.

Padahal jika ingin sukses, kita bisa berjuang sendiri dalam kondisi yang ada. Idealnya memang kampus hebat, teman-teman juga hebat.

Ilmuwan Saja Belajar, Masa Mahasiswa Enggak?

Para ilmuwan itu terus-terusan belajar sehingga mereka bisa menghasilkan penemuan yang hebat dan bermanfaat bagi umat.

Kita sebagai mahasiswa, masa iya hanya pergi-pulang ke kampus tanpa belajar yang serius.

Kita belajar gak perlu untuk jadi ilmuwan. Tapi kita belajar hanya menunaikan tugas bahwa mahasiswa itu memang tugasnya belajar.

Ngodinglah Tiap Hari Agar Kamu Gak Nganggur

Sebagian mahasiswa jurusan Sistem Informasi tampaknya menghindari ngoding. Alasannya, susah.

Tentu saja alasan susah mereka cenderung bukan susah tapi malas latihan.

Saat menyusun skripsi sebagian dari mereka beralih ke skripsi tanpa coding (pemrograman) sehingga mereka tidak membuat aplikasi komputer.

Thursday, November 21, 2024

Tips Ngoding? Gak Mungkin Gak Bisa

Khawatir teman-teman pembaca mendengar bahwa ngoding atau pemrograman itu susah, tidak sepenuhnya benar.

Kenapa tidak sepenuhnya benar? Karena tingkat penguasaan ngoding boleh berbeda-beda. Ada mahasiswa yang belajar ngoding agar jago programmer, ada juga yang ngoding hanya sebagai pelengkap untuk jadi analis sistem. 

Bagi yang gak suka teknis sehingga masih belum yakin memperdalam ngoding, saya buatkan perumpaan ya. 

Ngoding itu seperti memasang ban sepeda motor. Anggap saja kita tidak pernah bongkar ban motor, kemudian diajari. Tak perlu waktu lama, kita bisa bongkar dan pasang sendiri asal fokus belajar itu.

Apakah kita akan bisa bongkar dan pasang spare part lain? Gak bisa karena tidak belajar. Masalah tidak? Gak akan masalah kalau kita profesinya ingin jadi bongkar dan pasang ban saja seperti tukang tambal ban. Peluang ngoding mirip ini bisa sejajar manager.

Perumpamaan lain, ngoding itu seperti memasang mie rebus. Awalnya, kita gak bisa masak mie rebus, dilatih sebentar. Setelah itu, kita bisa masak mie rebus. Bahkan kita bisa jualan mie rebus.

Kenapa bisa masak mie rebus? Karena kita mengulang beberapa kali memasak mie rebus. Apakah kita serba jago memasak menu lain? Belum tentu bisa. Begitu juga ngoding, kalau terus dilatih, insyaallah bisa. 

Yang ngaku gak bisa biasanya dia tidak berlatih selain mengerjakan tugas. Bahkan bisa jadi, mereka meminta orang lain untuk mengerjakan tugasnya.

Kalau kemampuan ngoding mahasiswa berbeda-beda, saya setuju. Akan tetapi, itu tidak masalah karena lulusan jurusan Sistem Informasi bukan hanya harus bisa ngoding, tapi analisis Sistem Informasi, manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi untuk bisnis, atau pekerjaan lain masih terbuka luas. Bahkan peluang gajinya juga relatif sama.

Tuesday, November 19, 2024

Jadikanlah Membaca Itu Kenikmatan, Gak Harus Ambisius

Ada perubahan pemikiran terkait "aktivitas membaca." Dulu, saya membaca sesuatu disertai keinginan menjadi orang yang sangat cerdas. Dengan jadi manusia cerdas dan berilmu, saya berharap bisa memberikan banyak manfaat bagi umat.

Sayangnya, saya pernah merasa bahwa kecerdasan setelah membaca itu tidak sesuai target. Bahkan banyak sekali materi yang sudah dipelajari lupa. Akan tetapi, lupa materi yang sudah dibaca, dihapal, atau dipelajari tidak membuat saya kecewa, tetap terus membaca dengan harapan sama, "semoga saya bisa menguasai semua yang saya baca di kemudian hari."

Melihat pengalaman di atas, saya menilai bahwa dulu saya membaca disertai dengan ambisius ingin cerdas sekali. Saya sangat tertarik ketika mendengar B. J. Habibie, Einstein, atau ilmuwan lain.

Tapi sekarang mungkin karena usia semakin menginjak tua, paradigma membaca bergeser. Sekarang, saya ingin sekali membaca itu menjadi sebuah kenikmatan. Cerdas atau tidak itu urusan belakangan. Yang penting, saya ingin menikmati masa tua dengan membaca. Memang orang-orang bilang bahwa usia bisa mempengaruhi seseorang. 😁

Monday, November 18, 2024

Kuliah Para Programmer Laravel: Selamat Bergabung! Jurus Sukses Prodi Sistem Informasi

Di jurusan Sistem Informasi, ada mata kuliah Pemrograman Web 1 dan web 2. Pada web 1, mahasiswa biasanya belajar front-end atau tampilan web.

Sedangkan mata mata kuliah Pemrograman Web 2, mahasiswa biasanya belajar back-end atau melibatkan database, bahkan bisa full-stack menggunakan Framework Laravel.

Untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dalam pemrograman web, saya mengajak mahasiswa yang berminat untuk terus membangun belajar mandiri dan mendiskusikan progress latihan Laravelnya dengan saya dan teman-teman saya di luar jadwal kuliah.

Bahkan bisa jadi, mahasiswa sendirian diundang presentasi kemampuan ngoding Laravel di depan paradosen. 

Selamat Bergabung!

Notes:

Ada dua pemrograman lagi yang menjadi prioritas saya, yakni pemrograman Java dan Python. Mahasiswa bisa memilih salah satu dari ketiga pemrograman itu untuk menjadi bekal jagoannya saat berkarir ataupun menyelesaikan tugas akhir.

Membangun Minat Baca di Era Medsos dan AI

Orang-orang saat ini banyak disibukkan dengan medsos. Ada yang aktif membuat konten, ada pula yang hanya pembaca atau penonton saja.

Kesibukan akses medsos diduga banyak mengakibatkan kelelahan dalam berpikir. Mereka tak sadar bahwa otaknya lelah karena akses medsos berjam-jam sehingga kehilangan konsentrasi karena kecanduan medsos.

Dari jaman saya memang peminat baca masih kurang. Tapi mereka yang malas baca konsentrasinya hanya terpecah dengan TV, nongkrong, atau bermalas-malasan tanpa "mainan" medsos. 

Sekarang, saat nongkrong pun banyak orang main medsos. Sangat berbahaya untuk perilaku manusia. Apalagi minat baca literatur yang panjang-anjang mungkin sangat terancam.

Dulu, ada yang mengatakan bahwa kalau bangsa Indonesia tidak suka baca buku, gak terlalu bermasalah karena bisa disuguhi ilmu dalam bentuk tontonan seperti video YouTube durasi panjang.

Akan tetapi, saat ini banyak orang memilih video pendek seperti short atau TikTok yang menyebabkan tangannya aktif scrolling video-video supersingkat.

Sehingga saya sendiri bertanya-tanya, apakah pengguna TikTok itu menikmati video atau mencari video. Kalau sampai mencari video kemungkinan besar tingkat stresnya lebih tinggi karena berjam-jam scrolling tapi tidak mendapatkan kepuasan secara intelektual ataupun rasa.

Akhirnya, saya setuju dengan program-program yang mempertahankan perpustakaan fisik padahal sebelumnya saya berpendapat bahwa perpustakaan fisik harus segera diminimalisir karena sudah cukup perpustakaan digital. Anggaran perpustakaan digital kemungkinan lebih hemat pula.

Tapi saat ini pikiran saya jadi berubah. Membentuk tempat baca fisik harus kembali dibangun, termasuk di rumah. Saya khawatir, anak saya yang masih balita saat menginjak remaja hanya tahu medsos, padahal kita harus melahap ribuan halaman dari buku, baik buku cetak maupun e-book.

Apalagi dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI), saya khawatir otak anak-anak Indonesia tumbuh kosong karena tidak pernah menghapal, apalagi berpikir karena mereka terlalu sering bertanya pada AI.

Terbukti, ada berita bahwa banyak Bimbel bangkrut karena anak-anak sekolah dan orang tua lebih banyak bertanya pada AI yang notabene lebih hemat dan lebih efektif.

Mari kita hadirkan pojok-pojok baca di rumah ataupun di kantor tempat bekerja. Saya kembali berprinsip bahwa minimal anak-anak melihat cover buku yang banyak daripada hanya fokus scrolling medsos atau status WA. Berbahaya!

Medsos dan AI tidak bisa dibendung tapi buku cetak menjadi penyeimbang hidup orang-orang masa kini agar lebih bisa menikmati hidup yang indah ini.

Sunday, November 17, 2024

Membuat Kelompok Mahasiswa Mandiri

Menjadi mahasiswa yang sukses di kampus itu jangan tergantung pada lingkungan. Kesuksesan yang akan kita capai, maka kita yang harus mengukirnya.

Jika mahasiswa terlalu berharap banyak faktor mendukung jalan suksesnya, maka kemungkinan akan mengalami hambatan besar menuju keberhasilannya.

Beberapa faktor penghambat yang bisa terjadi di kampus meliputi pimpinan tidak mampu memimpin kampus dengan bagus, baik memimpin mahasiswa, dosen atau karyawannya.

Hambatan lain, layanan kampus yang seharusnya sering berkomunikasi dengan mahasiswa tidak lancar, slow respon, bahkan sering tidak merespon.

Fasilitas kampus juga bisa dirasa kurang mendukung. Kurang ini dan itu. Belum ada ini dan itu.

Itulah sederet hambatan di kampus-kampus yang saya tahu, baik kampus kecil maupun besar, baik kampus swasta maupun negeri. Jadi, kalau kesuksesan kuliah kita terus menunggu semua aspek kampus berjalan lancar, kemungkinan besar sampai lulus pun belum terwujud.

Yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan kuliah sukses antara lain membangun kemandirian dalam belajar. Kalau saya dulu, minta teman mengajari saya matematik tapi hampir satu kelas ikut belajar di luar jadwal kuliah.

Enaknya belajar mandiri itu, kita bisa menentukan cara belajar dan intensitas belajar. Bahkan target pembelajaran pun kita yang menentukan. Hasil belajar mandiri ini bisa mengatasi kesulitan dalam kuliah bersama dosen. Bahkan bisa melampaui belajar dengan dosen karena kita sering inisiatif belajar mandiri, baik bersama teman maupun sendirian.

Sekarang, saya terapkan kepada mahasiwa untuk bergabung di kelompok kecil untuk belajar ilmu atau skill komputer atau Teknologi Informasi di jurusan Sistem Informasi.

Yang bergabung tidak perlu semua. Selain keterbatasan waktu saya, kemungkinan besar tidak semua mahasiswa cocok dengan gaya belajar saya.

Bagi saya, 2 sampai 5 mahasiswa per kelompok bisa menjadi fokus pengayaan materi Sistem Informasi yang saya geluti.

Yang mau ikutan, silakan mulai belajar mandiri. Nanti akan segera dilakukan seleksi, insyaallah.

Thursday, November 14, 2024

Cara Belajar Sebelum AI: Solusi Agar Otak "Tidak Kosong"

Artificial Intelligence (AI) sudah hadir. Hanya dengan kehadiran Chat GPT dan Gemini saja kemungkinan gaya belajar sudah berubah drastis.

Dulu, "orang-orang malas" mencari contekan dari kertas, buku, atau tanya teman. Setelah hadir Google Search, cari contekan dari Google sehingga terkenal istilah "copas" (Copy Paste).

Sampai era Copas juga tidak sedikit hasil ketikan mahasiswa tidak rapi karena mereka malas berpikir dan malas belajar sehingga merapikan ketikan saja tidak mau. Ini berlaku bagi orang-orang malas.

Kini, hadirlah AI. Banyak orang, termasuk mahasiswa beralih dari Google Search ke Chat GPT. Mereka hanya buka web, langsung tanya yang mereka ingin tanyakan. Setelah itu Copas.

Di Google Search, orang masih harus mencari jawaban dari yang sesuai dengan yang dicari.

Di Chat GPT, orang langsung mendapatkan jawabannya seperti jawaban dari teman. Kemudian, copas ke Microsoft Word. 

Walaupun hasil dari Chat GPT belum tentu benar, tapi kebanyakan benar. Bagi para pemalas, tidak semua benar juga gak apa-apa yang penting tugas selesai, kan?

Tantangan saat ini adalah khawatir otak para pengguna AI jadi kosong. Mereka tidak pernah belajar berpikir keras ataupun menghapal. Bahkan mengetik banyak juga tidak.

Orang-orang dulu saking rajinnya mereka menghapal daftar pustaka, menghapal definisi-definisi dan teori yang disajikan dalam mata kuliah.

Sekarang? Generasi saya saja sudah sedikit yang peduli dengan buku. Bagaimana nasib mahasiswa sekarang? Buku dan pulpen tergantikan dengan IT. Haruskah kepala sarjana kita kosong tergantikan AI. Mari kita waspada.

Jujurlah pada diri ini, ada saatnya kita bertanya-tanya bagaimana orang terdahulu belajar. Contohlah mereka untuk beberapa kondisi agar kombinasi cara Belajar sebelum dan saat zaman AI mewujudkan kemampuan belajar lebih hebat.

Tuesday, November 5, 2024

Prodi Sistem Informasi, Salah Jurusan?

Perasaan salah jurusan bagi sebagian mahasiswa sebenarnya bukan hanya terjadi di jurusan atau Program Studi (Prodi) Sistem Informasi.

Setidaknya ada dua latar belakang merasa salah jurusan, yakni

1. Materi mata kuliah jurusan tidak menarik

2. Materi mata kuliah terasa susah.

Apakah mereka benar-benar salah jurusan? Belum tentu juga karena belum ada jaminan saat pindah jurusan mereka semua akan merasa bahwa jurusan baru itu tepat. Kenapa?

Kita bisa mengukur tingkat belajar kita. Jika alasan salah jurusan itu karena poin satu, pertanyaannya, "Apakah kita sudah membaca atau mempelajari banyak di luar prodi Sistem Informasi?" Berapa buku, berapa video yang sudah dipelajari? Jika belum, perasaan salah jurusan kemungkinan hanya faktor kemalasan atau tidak percaya diri, kurang semangat berjuang.

Kalau perasaan salah jurusan Sistem Informasi (SI) itu karena poin dua, pertanyaannya, "Sudah seberapa sering kita belajar materi SI? Satu buku, satu tutorial tiap hari?"

Saya sendiri dulu sempat merasa salah jurusan. Saya belajar di jurusan Sistem Informasi, tapi lebih sering baca buku bahasa asing, lebih banyak beli buku bahasa Inggris.

Saat merasa salah jurusan, saya mengulang-ulang satu latihan bisa hampir full dalam seminggu, kecuali sedang tidak punya uang untuk rental komputer atau ada tugas lain.

Salah satu contoh latihan yang saya sering ulang-ulang adalah cara membuat tombol tambah. Dulu belum banyak tutorial di internet, maka saya fokus mengulang latihan dari model ajar cetak. Apakah kamu sudah mencoba seperti ini?

Setelah lulus S1 Sistem Informasi, saya merasa lebih mudah mendapatkan kerja. Saat itulah, saya merasa jurusan saya sudah sesuai.😁

Monday, November 4, 2024

Kesulitan Memperkokoh Pikiran dan Hati

Dulu, saya pernah berharap ingin segera mengatasi kesulitan yang sedang menimpa. Akan tetapi, seringkali keinginan itu tidak terwujud.

Waktu demi waktu, saya memperhatikan beberapa ustadz bahwa sakit ataupun kesulitan tidak selalu menjadi buruk bagi penderitanya. Sakit bisa menjadi penggugur dosa. Kesulitan bisa membuat kita bisa dekat dengan Allah, maka kesulitan itu lebih baik walaupun tak perlu diminta.

Filsuf juga ada yang mengatakan bahwa kesulitan itu dapat memperkokoh pikiran seperti halnya kerja keras bisa memperkokoh tubuh kita.

Pembelajaran di atas bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari insyaallah tidak akan terlalu stres saat diberikan musibah atau kesulitan. Dengan ketenangan cara merespon kita justru sangat memungkinkan bisa sembuh lebih cepat dari penyakit, bisa mendapatkan solusi dari berbagai kesulitan. 

Kata-kata lebih tinggi lagi, dengan ketenangan saat menghadapi kesulitan, kita bisa tumbuh dengan penuh syukur dan bijaksana.

Sunday, November 3, 2024

Kritik Kebablasan, Lupa Kelemahan Sendiri

Hadirnya para pengkritik ulung di Indonesia mungkin menjadi angin segar untuk sebuah demokrasi. 

Namun dampak buruk menimpa kepada orang-orang yang tak biasa membaca dan tak biasa berfikir, mereka ikut ramai-ramai menuangkan kritikan-kritikan pedas dalam obrolan sehari-hari.

Orang cerdas memberikan letupan kritik radikal, tentu saja diimbangi dengan kebijaksanaan.

Akan tetapi, orang "malas fikir" memberikan dentuman kritikan radikal dikhawatirkan disertai dengan hati kotor yang mengarah pada negatif thinking atau kedengkian.

Saking sering ngritik, khawatir mereka lupa kelemahannya sendiri. Lebih berbahaya lagi, mereka mengkritik orang lain karena ada kebencian di hati dan juga untuk menutupi kelemahan diri sendiri. Bisa juga, mereka ingin terlihat cerdas padahal "malas".

Padahal pepatah mengatakan bahwa mengubah diri sendiri itu jauh lebih mudah daripada mengubah orang lain.

Pemerintah ada celah salah, mereka mengkritik seperti ahlinya. Lembaga ada celah salah, mereka mengkritik seolah kepemimpinannya bisa mengatasi masalah di luar sana padahal masalah internal pun tak berdaya.

Kebiasaan buruk di atas bisa merusak fikiran sehat kita, bisa juga mengotori hati. Dampaknya, hidup penuh emosi, tidak tenang, bahkan bisa jadi menambah masalah untuk lingkungan, bukan memberikan solusi.

Hal-hal di atas semoga tidak menimpa kita, menimpa tempat kerja, atau lingkungan kita. Jika tak bisa dibendung, mari ingatkan mereka atau injak rem kalau kita tak mampu menyadarkannya.

Tuesday, October 29, 2024

Rumah Idamanku hehe

Setiap orang punya gaya hidup sendiri, termasuk menentukan tipe rumah idaman itu seperti apa, mungkin berbeda dengan orang lain. Tentunya, punya pertimbangan tersendiri. Hehe 

Sekitar 3 tahun disibukkan dengan rutinitas kerja. Kehadiran digitalisasi juga sangat mempengaruhi saya selama 3 tahun belakangan ini bekerja sehingga tak banyak menyentuh buku cetak.

Efek digitilasasi juga membuat aya membakar kertas-kertas yang saya kumpulkan bertahun-tahun karena tidak rapi di rumah. Tadinya ingin dijilid seperti skripsi tapi dulu gak cukup uangnya.hehe

Sekarang, saya tersadarkan banyak mahasiswa yang sepertinya kurang semangat belajar. Saya menduga, selain efek malas, mereka overload karena medsos.

Ditambah putra saya, mungkin hanya beberapa menit ada yang ngasih game di HP, tampak kecanduan cukup menggelisahkan hati.

Muncullah berita bahwa Finlandia dan Norwegia melarang anak belajar dari gadget di sekolah. Muncullah keinginan untuk membeli lagi buku cetak untuk anak.

Sebenarnya saya sejak remaja memimpikan rumah itu ada banyak bukunya. Pokoknya, bagian-bagian rumah itu diisi buku.

Saya teringat kembali rumah Rocky Gerung. Hampir setiap area, termasuk lorong/tangga rumahnya berisi buku. Siapa yang gak tahu kecerdasan Rocky Gerung. Walaupun saya tidak suka dengan kata-kata pedasnya, tapi saya sangat suka kecerdasannya.

Rumah dengan penuh buku kembali jadi impian lagi. Mungkin rumah seperti itulah rumah idamanku.

Dulu, saya ingin punya banyak buku agar cerdas sekali sehingga bisa jadi ilmuwan dan pemimpin yang cerdas sekali.

Sekarang, saya ingin punya buku sebatas hobi saja. Selain itu, rumah yang banyak buku semoga jadi motivasi putraku agar rajin baca sehingga tumbuh menjadi anak yang shaleh dan cerdas. Anak yang bermanfaat bagi orang lain lengkap dengan ilmunya yang tinggi.

Apakah saya akan memaksa anak agar cerdas sekali? Suka buku sekali? Gak akan memaksa. Setiap orang Allah anugerahkan hobi dan kecerdasannya. Ini hanya sebagai ikhtiar sambil menikmati hidup agar tidak mati ditelan kesibukan kerja yang mungkin saja tak akan berujung bila kita tak berusaha menenangkannya.hehe

Monday, September 16, 2024

Pengguna TikTok Kalahkan Google?

Muncul beberapa berita bahwa saat ini jumlah pengguna Google kalah oleh pengguna TikTok.

Sekilas, saya menduga bahwa banyak orang mengakses internet itu bukan untuk belajar, tapi cenderung untuk hiburan.

Walaupun belum lama menggunakan TikTok, saya melihat TikTok itu kebanyakan cocok untuk hiburan seperti halnya YouTube.

Walau beberapa mahasiswa dan dosen mengaku belajar dari YouTube bagi saya masih butuh belajar dari media berbasis teks seperti PDF.