Kenapa Orang Susah Jadi Pakar Spesialis?

Nabung Emas dan Reksadana Online Rp 10.000

Sekarang semakin banyak orang yang mempersiapkan diri agar menjadi pakar dalam satu bidang.

Misalnya pakar kedokteran. Di bidang kedokteran juga diambil lagi spesialisasinya, misal gigi.

Begitu juga dalam bidang lain. Misalnya spesialisasi dari Kajian Hubungan Internasional adalah mengkhususkan diri menjadi pengamat konflik Israel-Palestina.

Spesialis muncul ketika manusia menyadari bahwa ilmu di dunia ini sangat luas. Dengan satu bidang, dimungkinkan akan memahaminya dengan sangat mendalam (ahli).

Namun kenapa banyak orang tidak fokus pada satu kajian spesialis? Banyak faktor penyebabnya, antara lain:

1. Pekerjaan/kuliah tidak sesuai minat

Minatnya belajar bahasa Arab, tapi jurusan malah komputer. Orang seperti ini akan mengalami rayuan untuk tidak fokus pada spesialisasinya karena di samping harus belajar komputer, ia juga akan belajar bahasa Arab.

2. Keberadaan ekonomi kurang mendukung

Walaupun disediakan dana bantuan penelitian dan beasiswa, kurangnya modal bisa menghambat seseorang menjadi spesialis.

Contoh, Tono ingin jadi spesialis kesehatan ayam. Namun karena ayamnya belum mendatangkan penghasilan, boleh jadi ia akan bekerja di sebuah lembaga untuk mendapatkan modal eksperimen tentang kesehatan ayam.

Bagi yang sangat cerdas (genius) memang kekurangan modal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh. Namun bagi yang kemampuannya biasa-biasa saja bisa mengakibatkan ia tidak menjadi pakar sampai tutup usia.

Apakah hidup ini mewajibkan semua fokus pada satu bidang? Tidak juga. Kalau mampu menguasai banyak ilmu silahkan saja. Ada orang Indonesia yang memiliki gelar panjang sekali, mungkin lebih dari 5 gelar, namun ia sedang menekuni obat-obatan herbal. Alat musik yang dikuasainya sekitar 100 jenis. Ini genius, bukan?

Spesialis atau bukan tidak lepas dari kehendak Tuhan. J

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."

Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)