Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Wednesday, January 1, 2014

Ku Buatkan Syair Untukmu

Masa remaja memang masa keceriaan. Semua kreasi ingin dibuat, semua impian ingin diwujudkan dengan segera. Tak bisa sastra, tulisan biasapun dibuat-buat indah. Walau tidak jadi syair, paling tidak ada bumbu yang tertanam dalam untaian kata.


Aku bukan pembuat puisi, tapi sebelum masuk sekolah pernah suka puisi. Aku bukan penyair, tapi aku seringkali menikmati kata-kata yang indah. Tak peduli apakah itu syair, puisi, ataukah sajak? Aku tak terlalu peduli membedakan definisinya, cukup menikmatinya saja.

Waktu istirahatpun tiba, teman-temanku di SMA pun berhamburan keluar kelas. Namun aku tetap duduk di kursi karena sudah terbiasa mengisi istirahat di dalam kelas sambil ngobrol, baca buku, ataupun nulis-nulis.

Hari itu ku tuliskan gambaran hatiku. Tulisan jelek tidak menghentikan untaian kata hingga dua lembar hasilnya. Ku baca berulang-ulang, sebuah mutiara kata yang memancarkan sinar cinta di balik keseriusan buku-buku sekolah.

Aku tak peduli tulisan itu apa hasilnya. Tak satupun orang yang akan dijadikan pembacanya, selain aku sendiri. Duduk termenung sambil memperhatikan kertas itu. Tiba-tiba, lonceng berbunyi, aku terkejut karena setengah melamun, kertaspun terjatuh di lantai.

“Ku Ambil ya….?” Kata teman perempuanku sambil tersenyum. Namanya Siti. Dia tampak membacanya tersenyum. “Buat aku ya…!” katanya. Seperti biasa, aku hanya mengangguk dan tersenyum kembali. Suara ‘ya’ pun mungkin tak ada suaranya. Maklumlah, aku merasa terhipnotis kalau ketemu dia!!!

Esok harinya, kami seperti biasa riang gembira masuk kelas. Tapi, Siti langsung menghampiriku sambil senyum malu-malu. “Ini ada sesuatu buat kamu, tapi dibukanya di rumah ya!” Katanya.

Tiba di rumah, aku segera membukanya. “Penasaran, apa isinya, jangan-jangan bom kali!” Aku bergurau sendiri. Ku sobek bungkusnya. Ternyata sebuah buku diary yang indah.

Sejujurnya, aku belum pernah punya buku diary sebelumnya. Semua tulisan hanya ditulis di kertas selembar, dan berakhir di ujung api. “Wuiiih, bagus sekali buku ini!” Ada pesan singkat lagi: “Selamat menulis yang indah ya….!”


Duuuh, tiba-tiba saja wajahnya muncul di buku diary itu. Aku pun bergumam: “Nanti kan ku tuliskan syair untukmu. Syair remaja yang penuh cinta, namun tetap dalam norma. Kata-kata pujangga tentang gelora asmara, namun tetap menjaga agama.” Memangnya ada? J
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment