Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Wednesday, September 24, 2014

Profesor ITB dan Fisikawan Angkat Bicara Soal SD Yang Heboh

Jagat maya dihebohkan dengan soal yang diberikan kepada anak SD. Bermula seorang anak disalahkan gurunya karena 4 x 6 tidak sama dengan 6 x 4. Weleh-weleh…

Soalnya kira-kira begini:
4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 harus diubah menjadi perkalian.
Sang anak menjawab 4 x 6. Namun disalahkan oleh gurunya.

Banyak orang berkomentar 4 x 6 dan 6 x 4 itu sama-sama saja karena isinya 24. Menurut saya ini tergantung konteksnya.


Menurut seorang profesor ITB, Iwan Pranoto bahwa “4 x 6 dan 6 x 4 sebenarnya sama saja.”

Namun seorang fisikawan Indonesia yang sangat terkenal, Yohanes Surya mengatakan bahwa “4 x 6 dan 6 x 4 itu tidak sama berdasarkan kesepakatan pakar matematik.”

Jadi, 6 x 4 bila diekspresikan dalam penjumlahan adalah 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4. Sementara itu, 4 x 6 akan menjadi 6 + 6 + 6 + 6.

Banyak yang berkomentar tidak perlu memperdebatkan hal ini. Ada juga yang menyalahkan sang guru. Bahkan dikabarkan Kemendikbud menginstruksikan Disdik untuk menegur guru bersangkutan.

Saya sendiri asik-asik saja membaca perdebatan ini. Hal ini bisa menjadi hiburan yang kreatif. Namun tentunya, keputusan sang guru kepada siswanya harus benar-benar diperhatikan agar tidak merusak motivasi belajar siswa, apalagi membuat siswanya bingung dan stres. J

Komunikasikan saja kepasa siswa, “soal di atas sebagai permainan yang akan menarik untuk dipelajari nanti kalau kamu sudah besar.”

Saya teringat permainan kata ketika kecil:
Budi: Satu tambah satu, berapa?
Tono: 2 (dua)
Budi: Salah. Harusnya 11 (sebelas)

=====
Wati: Dua dikali dua, berapa?
Tini: 4 (empat)
Wati. Salah. Harusnya 0 (nol). Ini terjadi karena Wati dan Tini orang Sunda. Dalam bahasa Sunda, “dikali” itu bisa berarti “dilakukan perkalian matematika”, bisa juga “digali.”

Misalnya:
Jug, kali jengkol nu disepi teh!
(Tolong gali jengkol yang sudah disepi itu!)

Disepi artinya dimasukkan ke dalam tanah beberapa hari hingga jengkol merekah dan membesar.

Makna gali jengkol pada kalimat di atas adalah dibongkar tanahnya dan diambil jengkolnya.



Ha….ha…ha…
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

1 comment:

  1. kalau yang berkata pak prof, pasti banyak benar nya ya mas :D

    ReplyDelete