Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Monday, October 17, 2016

Berkebun di Pekarangan Solusi Pengangguran

Hello Katabah!
Salah satu masalah besar Indonesia adalah pengangguran. Kenapa nganggur? Karena lowongan kerja lebih sedikit dari pencari kerja.



Solusi yang cukup santer digaungkan adalah bangsa Indonesia harus lebih suka berwirausaha daripada hanya sebagai pekerja.

Namun, ada sedikit keliru dari konsep motivasi bisnis yang Abah dengar.

Tidak jarang iming-iming banyak uang menjadi andalan para motivator bisnis.

Penampilan keren seorang pebisnis juga seringkali dikomat-kamitkan oleh para motivator. Bisnis, turun dari mobil mewah, punya rumah mewah, harta pun melimpah ruah.

Sayangnya, tidak semua sukses berbisnis. Tidak sedikit orang yang rajin ikut seminar bisnis, tapi mereka tetap tidak bisa bisnis. Kenapa? Karena mereka hanya diajak mengejar bintang di langit, tapi melupakan tanah di bumi.

Hamparan tanah di halaman rumah dianggap tidak berharga. Mereka menganggap uang itu hanya ada di bisnis properti, forex trading, bitcoin trading, saham dan sejenisnya.

Padahal menanam sayuran di pekarangan rumah juga bisa menjadi solusi pengangguran.

Dengan kebun mungil pekarangan rumah, kita bisa menghemat pengeluaran beli sayur karena panen sendiri.

Tidak hanya untuk keluarga sendiri. Sayuran dari pekarangan rumah bisa juga dijual, baik dijual di rumah, dititip di warung tetangga atau dititip ke pasar tradisional.

Mungkin ada yang bertanya: kalau luas pekarangan hanya 5 meter persegi berarti sayuran yang dihasilkan tidak akan mencapai kwintalan dong? Hasil panen tidak cukup untuk beli beras.

Makanya, berpikir kreatif sedikit. Kalau tidak bisa panen kwintalan, kita pasang target panen kiloan saja, tapi sering. Misalnya, panen satu kilo labu siam tiap hari. Dalam sebulan berarti 30 kg x Rp 8000 per kg. Lumayan ada buat beli ikan, bukan?

Kalau ingin hasil lebih besar, penghasilan tersebut harus dijadikan modal usaha lagi. Boleh melengkapi kebun pekarangan lagi atau membuka usaha lain seperti bisnis online kecil-kecilan.

Cara ini memang tidak membuat kita langsung menjadi konglomerat, tapi kita bisa hidup sejahtera tanpa kekurangan gizi dan biaya kebutuhan pokok.

Mari kita coba!
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

3 comments: