Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Tuesday, December 31, 2013

Secangkir Kopi Buat Ayah

Ku duduk di atas kursi bambu yang sudah hampir rubuh. Mau diganti, belum sempat karena harus mengais rezeki di tengah kepenatan kota. Termenung sambil sesekali meminum air putih. Aku teringat ayah….


Kesukaan ayah itu kopi. Beliau hampir tidak luput dari kopi setiap harinya. Aktivitas sehari-seharinya yang sangat padat, seringkali membuatnya harus tidur larut malam, dan bangun sebelum ayam berkokok.

Pulang ngajar, beliau langsung pergi ke sungai. Di sungai itulah ayah asik menjalani hidupnya dengan membuat kolam-kolam ikan di pinggirnya. Sungai yang masih ada di kampung, airnya masih bersih dan jernih, membuat warga sekitar tidak keberatan atas pembangunan kolam tersebut karena memang jauh dari rumah penduduk. Aliran sungai pun tetap dijaga agar mengalir dengan lancar.

Hampir tidak ada seorang pun penduduk kampung yang tidak kenal ayah. Beliau hadir di saat orang tidak bisa makan. Beliau datang ketika preman sedang mengamuk. Beliau juga datang ketika tokoh masyarakat sedang bermusyawarah.

Ayahku… Sungguh mulia engkau. Sejak muda sudah banyak berbuat untuk orang lain. Engkau rela memiliki rumah beralaskan tanah demi mendirikan lembaga pendidikan tempat belajar penduduk setempat, termasuk menggratiskan sekolah bagi yang kurang mampu.

Kesibukan tidak membuat engkau melupakan aku. Engkau mengajak aku bermain layangan. Engkau membawa aku mengaji walau sering mencoret-coret papan tulis dengan kapur tulis. Engkau meladeni obrolan aku yang kesana-kemari sambil meratakan lumpur kolam.

Ayah… engkau sangat baik deh. Sampai saat ini sumber inspirasiku masih besar berasal darimu. Ibu, kakak dan muri-muridmu seringkali menceritakan tentangmu untuk menyemangatiku. Aku berpacu, berlari kencang mengejar impian. Tak ku hiraukan kesia-siaan di masa remaja karena engkau juga demikian. Masa mudamu, masa pujian dari nenek.

Ayah… kini aku sudah dewasa, bahkan mungkin sudah mulai tua. Namun belum bisa berbuat apa-apa seperti yang engkau contohkan. Hidupku kelam, gelap gulita, entah kapan menemukan siang?

Namun…
Aku merindukanmu, ayah… Ini aku sedang minum air putih. Aku teringat ayah suka minum air kopi. Aku buatkan ya ayah, secangkir kopi untuk mu…! Ini ayah kopinya, ini kopinya di cangkir kesayanganku, spesial buat ayah….!

Ayaaah….. di mana engkau? Ini kopi hangat buatmu….! Kenapa engkau tidak menjawabku, ayah? Aku ingin minum bersamamu. Aku ingin duduk dan ngobrol bersamamu.


Ayaaah, maafkan putramu ini masih mencarimu, padahal engkau sudah lama meninggalkanku semasa kecil. Kini aku hanya melihat batu nisanmu…
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment