Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Wednesday, March 26, 2014

Semakin Banyak Yang Menghujat Jokowi, Jadi Emosi Juga

Gambar: politik.kompasiana.com

Awalnya saya termasuk netral terhadap penilaian terhadap Jokowi karena sampai saat ini merasa tidak perlu banyak peduli terhadap aksi-aksi pemerintah selama mereka tidak memperdulikan masyarakat kecil dengan serius.

Namun dimulai ungkapan-ungkapan Prabowo dengan nada kritik yang kurang mendidik terhadap Jokowi, sampai ada isu warga DKI Jakarta menilai Jokowi ingkar janji apabila ia benar-benar maju menuju Presiden 2014, reaksi saya jadi sedikit berubah.


Apalagi ketika membaca salah satu artikel kompas dot com yang menyatakan bahwa “Sekelompok warga membawakan tiket kereta api sebagai sinyal menyarankan gubernur DKI tersebut untuk pulang ke Solo apabila ia jadi RI 1 pada tahun ini dengan alasan Jokowi bohong karena tidak menyelesaikan jabatannya memimpin DKI” [1].

Saya jadi bertanya, apakah orang-orang yang bersikap seperti di atas benar-benar menginginkan Jakarta sukses, atau ada gerakan bawah tanah yang ingin menghentikan langkah Jokowi menuju kursi nomor satu Indonesia?

Karena terlalu besar isu bahwa Jokowi termasuk ingkar janji jika tahun ini jadi presiden, saya jadi memandang perlu adanya sebuah penelitian yang menghasilkan perkiraan tentang seberapa besar kerugian Jakarta apabila ditinggalkan Jokowi jadi presiden tahun ini dan seberapa besar keuntungan Indonesia jika Jokowi menduduki istana tahun 2014 ini?

Berulang kali saya membaca bahwa Jokowi dianggap ‘ingkar janji’ apabila tidak menyelesaikan masa jabatannya jadi guburnur DKI. Benarkah? Saya pikir, ini isu keliru yang menyerang Jokowi.

Kehadiran Jokowi di istana kepresidenan itu akan membawakan dampak positif untuk Indonesia secara menyeluruh, walaupun tidak mengistimewkan Jakarta, apabila Jokowi benar-benar berkualitas.

Mulai saat ini, mari hentikan alasan tersebut (menyebut Jokowi ingkar janji ke Jakarta)! Apabila ingin mengkritik Jokowi, silahkan cari alasan lain, seperti serangan terhadap Prabowo terkait hilangnya para aktivis masa lalu, Abu Rizal Bakrie dengan masalah Lapindo, kelemahan PDIP berdasarkan kebijakan Megawati ketika menjadi presiden, atau alasan lainnya. Alasan-alasan ini tampaknya lebih tepat diangkat daripada hanya melabeli Jokowi ingkar janji hanya karena dari gubernur DKI pindah jabatan jadi presiden RI.

Saya bukan orang PDIP, saya juga bukan simpatisan, tidak pasti juga akan memilih Jokowi. Namun diri ini merasa tertarik untuk menilai Jokowi secara netral. Ku tunggu pesta demokrasi yang dihiasi kritik jujur, bukan kritik hanya karena menghalalkan segala cara demi kemenangan partai sendiri.



Sumber:
[1] megapolitan.kompas.com/read/2014/03/25/1510531/Jokowi.Gubernur.Kok.Dibeliin.Tiket.Kereta.


"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

4 comments:

  1. jokowi ni mirip barrack obama.
    pertama ngga mau jadi presiden. eh, tiba-tiba jadi presiden

    ReplyDelete
    Replies
    1. he..he.. sebenarnya sinyal-sinyal kecil secara personal sudah ada, apalagi beliau sudah berkecimpung di politik dan pemerintahan. Namun 'politik leluhur' Bu Mega yg membuat Jokowi semakin terlihat kaya enggak mau.

      jangan-jangan senasib dengan Obama ya Mas, jadi Pres... :)

      Delete
  2. saya justru kasihan kalau jokowi jadi presiden mas. jokowi tu orang baik. nanti kalau dia jadi presiden pasti didemo-demo dan dicaci maki oleh partai lain. apalagi ya mas tahukan banyak banget tuh siara televisi yg dimiliki oleh partai-partai politik.

    saran saya sih, jokowi tu jadi gubenur jakarta aja. kalau jadi presiden kasihan mas jokowi. ngga tega saya..., jokowi tu baik lho mas orangnya. saya kasihan kalau kelak dia hujat banyak partai. ya, mas tahu sendiri lah gimana kerasnya politik itu. he he

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau Jokowi benar-benar baik, saya ingin mendukungnya. Tentang dicaci, semoga ada seperti komunitas-komunitas yang membela KPK, Mas... :)

      Kalau tidak Jokowi, siapa lagi yang layak dipertimbangkan yang elektabilitasnya tinggi. Saya bingung?

      Delete