Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, June 12, 2014

Kelakar Fadli Zon Tim Sukses Prabowo Mirip Ruhut Sitompul


Mulai dari munculnya puisi politis yang diduga diarahkan kepada Jokowi hingga saat ini Fadli Zon termasuk politisi Gerindra yang sering muncul di portal berita nasional.


Ia tampak sangat membela Prabowo habis-habisan walaupun seringkali pernyataannya tidak tampak cerdas. Saya teringat gaya Zon ini mirip Ruhut yang selalu membaik-baikkan SBY. Tapi uniknya, Ruhut juga terus dipakai jadi Jubir Demokrat dan sekarang terpilih menjadi anggota legislatif.

Bukan tidak mungkin Fadli Zon juga akan senasib dengan Ruhut. Sering diserang lawan politik, tapi juga mendapatkan jabatan politik dari partai, bahkan suara dari rakyat. Entah apa maunya Indonesia ini? Apakah yang penting pemimpin itu cukup sering muncul di TV atau berita?

Kemarin (11 Juni 2014), Fadli Zon menilai “Level Jusuf Kalla sedikit lebih rendah dari dirinya.” Penilaian muncul karena JK melontarkan isu HAM pada saat debat Capres yang lalu. Ini tidak sopan karena harusnya orang lain yang menilai dan mengatakan level seseorang.

Kedua (10 Juni 2014), ia mengatakan, "Jawaban-jawaban Pak Prabowo itu jawaban-jawaban presiden, jawaban-jawabannya Pak Jokowi itu jawaban seorang gubernur". Lalu, bagaimana dengan pendapat beberapa pengamat yang menganggap Jokowi lebih unggul dalam debat tersebut?

Ketiga (9 Juni 2014), ia mengatakan “Debat Bukan Hafalan, Tak Perlu Strategi Khusus.” Saya pikir strategi itu tetap penting bagi seorang Capres, walaupun tidak seperti persiapan anak SD.

Keempat (26 Mei 2014), ia mengatakan: “menjadi aneh bila seseorang yang pernah mengkritik pencapresan Jokowi kemudian maju sebagai cawapresnya. Kalau di Amerika pasti sudah mundur itu.” Saya sedang merenung, di Amerika kan pernah debat antara Obama dan Hillary. Setelah Obama menang, Hillary jadi menterinya. Padahal dulu di pemilihan kepala desa kampung saja (di Indonesia), sangat langka apabila ada calon kepala desa yang mengundurkan diri, kemudian maju menjadi tim sukses pesaingnya.

Terakhir (30 Mei 2014), Fadli Zone berkata: "Adian kalau debat itu enggak nyambung, dia enggak kuasai data.” Dia akhirnya meminta untuk didebatkan dengan Maruarar Sirait. "Kalau dengan Maruarar saya tek-tok, nyambung. Kalau sama Adian enggak nyambung, itu biar anak buah saya saja yang lawan". Penyebutan anak buah pada pernyataan ini rasanya kurang tepat karena bisa mengarah menganggap rendah bawahannya itu. Walaupun lebih rendah jabatan di Gerindra, tapi belum tentu lebih rendah dari kemampuannya. Ini menyangkut etika.

Itulah beberapa hal yang disayangkan muncul dari Fadli Zon. Terlepas dari atributnya sebagai intelektual, penulis, politikus dan budayawan, saya tidak tidak menyukai gaya seperti itu. Ada pernyataan yang lebih layak yang dapat diungkapkan oleh seorang politisi sekaliber Fadli Zon, seharusnya.

Bagaimana pendapat anda?




Sumber:
Fadli Zon: Level Jusuf Kalla Sedikit Lebih Rendah dari Saya. Kompas.com  
Fadli Zon: Prabowo-Hatta Paparannya Negarawan, Jokowi-JK Politisi. nasional.kompas.com
Fadli Zon: Debat Bukan Hafalan, Tak Perlu Strategi Khusus. nasional.kompas.com
Fadli Zon Sarankan Jusuf Kalla Mundur Jadi Cawapres karena Sudah Kritik Jokowi. nasional.kompas.com
Fadli Zon: Adian Napitupulu kalau Debat Enggak "Nyambung". nasional.kompas.com

Gambar:

Kicaunews.com
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

1 comment:

  1. tambah seru ya gan para tim sukses masing masing capres, kalau ane sih lebih suka yang nggak banyak omong gan, tapi lebih suka yang kerja

    ReplyDelete