Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Saturday, July 5, 2014

Akhirnya, Pilih Prabowo atau Jokowi?

Hari ini adalah akhir masa kampanye terbuka. Masyarakat hanya memiliki beberapa hari saja untuk merenung dan menentukan pilihannya sebelum pencoblosan.

Saya melihat Pilpres tahun ini akan menorehkan sejarah besar seperti halnya pergantian era Orde Baru ke era Reformasi. Ini beberapa fenomena yang membuat Pilpres tahun ini unik:


1. Keberpihakan media masa (media cetak dan TV) sangat terlihat jelas, misal TV One dan TV di bawah MNC mendukung Prabowo, Metro TV mendukung Jokowi. Ini sangat aneh ditinjau dari jurnalistik.

2. Lahirnya dominasi dukungan besar dari para elitis (politisi, pemimpin daerah, dll.) kepada Prabowo dan dukungan besar dari para relawan kepada Jokowi. Ini melahirkan istilah “elitis (Prabowo) vs rakyat (Jokowi)”, “koalisi transaksional (Prabowo) vs koalisi non transaksional (Jokowi).

3. Perang lembaga survey yang sudah membuat saya kesulitan mana survey yang benar dan mana yang bohong.

4. Muncul banyaknya pengamat politik dan para pengamat lain yang menyatakan keberpihakannya kepada Jokowi, walaupun tidak disampaikan secara terus terang seperti keberpihakan TV One dan Metro TV.

5. Khusus untuk dukungan dari selebritis, saya kira itu masih berimbang. Jadi, tidak ada yang aneh.


Memperhatikan poin 1 sampai 4 di atas, saya pikir banyak masyarakat awam Indonesia yang akan kesulitan menilai “Manakah Capres yang terbaik?” Saya termasuk di dalamnya.

Sampai saat ini, selain informasi valid yang diperoleh (walaupun sulit), saya menggunakan selera untuk menjatuhkan hati kepada salah satu Capres. Selera saya masih jatuh ke JOKOWI.

Kenapa Jokowi?
Dari sekian banyak alasan, selera saya diwakili dengan dua kata yang dimiliki Capres nomor 2 ini, yaitu Jokowi itu MERAKYAT dan PEMBAHARU.

Apakah pasti nyoblos Jokowi?
Itu belum tentu, karena masih memiliki kesempatan lagi untuk mempertimbangkan Capres pilihan kita selama masa tenang kampanye. Saya kira, nuansanya akan berbeda dengan masa kampanye terbuka. Masa tenang akan cenderung netral, sehingga para calon pemilih akan lebih mudah untuk berpikir sehat.

Yang terakhir, DO’A sudah tentu tidak bisa dilupakan perannya pada saat kita menjatuhkan pilihan di TPS.

Terlepas dari sangat maraknya kampanye hitam yang pasti mencoreng nama baik Indonesia sebagai negara demokratis dan lambannya aparat terkait dalam menangani kampanye hitam, saya mengacungkan jempol atas hadirnya Pilpres 2014 ini yang telah mampu menyuguhkan nuansa yang berbeda dari Pilpres-Pilpres sebelumnya.

Untuk Pilpres sebelumnya, saya cenderung tidak peduli. Untuk tahun ini, meskipun sudah berkali-kali ingin men-cuekin berita kampanye, tapi kampanye Pilpres tahun ini tetap memacu adrenalin saya. Keren!

Semoga kita bisa berlapang dada menerima hasil Pilpresnya ya…! J

Siapapun presiden yang terpilih, kalau melupakan rakyat, kita lakukan demo besar-besaran lagi, pecat dia! He…he…

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment