Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Friday, September 19, 2014

Kenapa Masyarakat Biasa Harus Belajar Politik?

Saya sendiri memandang politik itu sebagai wawasan. Tidak bermaksud untuk menjadi pakar politik, namun tidak mau juga terlalu gelap politik.

Yang dipelajari dari politik antara lain bagaimana para elit politik berbicara, bertindak, mempertahankan ide dan berkilah.


Ternyata ini bermanfaat untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari karena bisa saja ada konflik yang merugikan masyarakat kecil.

Suatu hari, sebuah pasar tradisional digemparkan oleh pengurusnya bahwa pasar tersebut akan menjadi sertifikat masing-masing pedagang sehingga para pedagang harus membayar Rp500.000 untuk non-kios dan Rp1.000.000 untuk kios.

Diperkirakan ada 300 pedagang yang harus harus membayar. Kalau tidak membayar, ada ancaman akan diusir dari pasar bersangkutan.

Karena ada yang minta tolong, saya datangi pengurus pasar tersebut. Pertamanya ia menggertak dengan data-data SK kepemilikan bahwa pasar tersebut bukan milik pemerintah, tapi milik pribadi yang akan dihibahkan kalau ditebus dengan iuran di atas.

Yang membuat saya geram, gaya bicara salah seorang pengurusnya agak galak dan agak melemparkan berkas-berkas kepemilikan tanah di depan saya dan pedagang lainnya. Tidak sopan kalau dilakukan oleh yang mengerti pendidikan!

Karena agak emosi, saya katakan: “Membuat berkas yang seperti itu saya juga bisa. Namun menentukan asli atau tidaknya, saya tidak bisa, termasuk Anda. Tolong jangan berbicara dengan bahasa tinggi-tinggi kepada warga pasar, tapi berbicaralah dengan bahasa yang dipahaminya agar pedagang pasar ikut iuran bukan karena takut, tapi karena paham.”

Setelah pertemuan itu, kami deal bahwa pengurus tidak memaksa pedagang untuk membayar dan tidak pula akan mengusir yang belum membayar.

Selang sehari, ada pengurus yang menagih iuran dengan nada ancaman akan mengusir lagi dan sedikit marah-marah kepada para pedagang. Kejadian itu sampai juga ke telinga saya.

Kemudian saya datangi lagi ke salah seorang pengurusnya. Saya katakan: “Maaf Pak nitip teman Bapak yang kemarin nagih iuran, sebaiknya tidak mengancam dan bersikaplah sopan. Kalau mau kasar sama saya saja.”

Saya pikir, keberanian warga melawan pengurus tersebut selain karena takdir Tuhan, tapi mungkin juga dipengaruhi karena sering memperhatikan para elit bertingkah dan berhujah.

Sang pengurus pasar mengira pedagang pasar itu bodoh semua dan bisa ditakut-takuti, padahal mereka juga punya saudara atau teman yang agak tahu tentang wawasan hukum dan politik.

Yuk, perkaya wawasan kita untuk membela rakyat kecil agar tidak selalu tertindas.


"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

4 comments:

  1. di pasar yg kecil juga kita harus politik ya mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. He..he.. iya mas, kecuali kalau kita rela ngalah pada penjajah pasar kelas teri. hmmm

      Delete
  2. dengan belajar politik, maka kita bisa tahu trik politikus dan bisa tambah wawasan ya mas, tapi banyak orang malah kurang tertarik dengan poilitik, katanya ribet atau apalah ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin beda selera, Mbak. Enggak apa-apa, kita bagi tugas saja. Yang suka politik dan yang benci. he...he...

      Delete