Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, April 2, 2015

Ini Nih Islam Yang Sebenarnya….

Munculnya berita tentang pemblokiran 22 situs Islam karena dicurigai turut menyebarkan paham radikalisme dan terorisme, mendorong saya ingin membahas judul: “Ini Nih Islam Yang Sebenarnya….”

Bahkan situs terkenal arrahmah.com juga ikut dibredel. Para pemilik situs meradang karena tidak ada komunikasi terlebih dahulu dari Kominfo, katanya.

Dalam pengamatan saya, Muslim Indonesia itu sangat tertarik dengan dua kriteria ini:

1. Pecinta leluhur
Muslim yang mencintai kriteria ini biasanya sangat taat dan patuh pada apa yang dikatakan guru walaupun tidak dipahaminya.

Jenis Muslim ini biasanya susah berubah, apalagi harus perang. Wah, rasanya jauh langit dan bumi…..!

Meskipun hidupnya jorok dan  semi nganggur, mereka dengan senang hati mencontohnya.

Bahkan mengeluarkan dahak dengan suara keras pun (maaf ya..) sampai membuat orang lain jijik mendengarnya, mereka ‘teladani’. Meskipun tidak mengatakan mencontoh guru, tapi saya melihat memang anak-anak yang berdahak nyaring (Sunda: kokohek) biasanya punya guru yang berdahak nyaring juga.

Pembicara:
“Islam yang sebenarnya itu hanya Ahlu Sunnah Waljama’ah’, tidak ada lagi yang lain.”

Dengan ungkapan pendek di atas mampu membius Muslim kriteria satu ini. Mereka tidak sempat berpikir: “Memangnya mudah mengetahui Ahlu Sunnah Waljama’ah yang akan dijamin masuk surga itu?” Kalau mudah, sudah dari dulu semua orang masuk Ahlu Sunnah Waljama’ah tanpa perdebatan. Hiks…hiks..

Akan tetapi, Muslim kriteria satu ini relatif aman dari ketertarikannya jadi teroris, termasuk bergabung ke ISIS.


2. Pecinta Kebaruan
Orang dengan kriteria ini biasanya merindukan pemikiran-pemikiran baru, terutama tentang Islam. Saya menduga, tipe Muslim seperti inilah yang bisa direkrut ISIS atau gerakan Islam radikal.

Berikut ini kata-kata yang mampu menghipnotis hati kriteria nomor dua ini sehingga semangat jihadnya bisa tumbuh pesat:

Pembicara:
“Berita tentang terorisme dan radikalisme itu tidak berimbang lho. Itu karena medianya pro Barat, makanya Saddam Husain, Osama Bin Laden dan ISIS selalu dipojokkan.”

Nah.. bathin Muslim kriteria kedua ini bisa langsung histeris dan langsung tidak percaya kepada media yang dikatakan antek Barat tersebut.

Herannya, mereka tidak berusaha merenungkan dulu kebenaran antara media yang (dikatakan) pro teroris dan (dikatakan) pro Barat tersebut sehingga mereka tanpa berpikir panjang langsung membenci orang Barat. Padahal di Barat juga banyak orang baik…

Pembicara:
“Kita ini orang Islam, tapi hidup bukan di negara Islam. Bagaimana pertanggung-jawaban kita di akhirat kelak? Indonesia tidak akan maju selama berdasarkan Pancasila karena tidak dicontohkan Rasulullah. Yang tepat itu Khilafah yang dipimpin seorang Khalifah dan berazaskan Quran dan Hadits.”

Bathin kriteria nomor dua ini meronta-ronta kesakitan juga karena belum bisa hidup dengan label Khilafah. Padahal sang pembicarapun tampaknya tidak tahu betul siapa calon Khalifah yang paling tepat saat ini, selain pemimpin organisasi mereka sendiri.

Pembicara:
“Kita ini sebagai Muslim jangan mau berbuat bid’ah. Kita ini harus kembali kepada Quran dan Hadits, pokoknya…!!! Orang-orang kafir selalu mengingingkan kehancuran Islam. Maka waspadalah!!!”

Nah, contoh ungkapan ini juga mampu menggugah Muslim kriteria 2 ini. Hati mereka hanyut untuk langsung mengharamkan hal-hal yang dilarang oleh organisasi/alirannya. Padahal organisasi lain juga mengajarkan untuk mentaati Quran dan Hadits.

“Yang lain kan bawa-bawa ijma, qiyas dan fatwa. Ini langsung dari Quran, saudara-saudara!!!”
Hikss..hiks.. memangnya Quran bisa langsung dipahami secara harfiah. Bukankah kita tahu makna terjemahan juga dari Tafsir Quran dan Tafsir itu buah karya para ulama yang melibatkan penelitian dan sejarah.

Mereka langsung benci orang Kafir tanpa pandang bulu. Manggilnya juga begini: “Si kafir!!!” (Diungkapkan dengan nada marah)

Tidak sadar bahwa masih mungkin di dunia ini terdapat orang kafir yang baik hati dan gemar menabung. J

Jadi, waspadalah ketika kita memiliki pikiran seperti ini “Oh ini Islam yang sebenarnya….ternyata pehaman Islam saya selama ini salah.”

Hati-hati lho dengan perasaan hati yang tergambar dengan ungkapan di atas karena bisa jadi sebenarnya kita belum menemukan Islam yang sebenarnya, tapi kita justru sedang terhipnotis oleh ajaran Islam yang baru kita dengar, padahal belum mempelajarinya lebih mendalam.

Orang itu kan banyak yang suka kebaruan. Makanya ketika otak kita menerima pemikiran baru tentang Islam serasa “Inilah yang sebenarnya”, padahal ah belum tentu!!!

Masa iya pemahaman Islam yang sudah bertahun-tahun mau dianggap salah dengan pemahaman Islam dari sehelai buletin Jum’atan. Ngopi dulu makanya, eh mikir dulu makanya. He..he..

Atau tegakkah kita menganggap salah ajaran Islam yang sudah dipelajari bertahun-tahun dari buku yang tebal-tebal dan sekolah formal demi mempercayai situs yang belum jelas pemiliknya, belum teruji kepakarannya, dan belum tentu memperhatikan kita.


Tenang dulu, baca lagi berulang-ulang, tanya dulu ke orang lain yang berilmu, berdoa dulu. Baru memutuskan…..perang atau tidak! Semakin enggak nyambung aja nih tulisan. Oh, pantas saya belum makan nih…J
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment