Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Friday, September 18, 2015

Cara Mengajarkan Bahasa Arab Kepada Anak

Hello Katabah!
Banyak cara untuk mengajarkan bahasa Arab kepada anak. Namun saya sendiri lebih menyukai cara-cara yang biasa digunakan dalam bahasa Inggris. Kita tidak diminta menghapalkan definisi-definisi dalam bahasa Inggris, tapi kita langsung diajak memahami grammar dan segera praktek membuat kalimat sederhana.


Kalau yang pernah ikut pelajaran bahasa Arab di pesantren-pesantren tradisional, biasanya santri disuruh menghapal definisi isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan lain-lain dalam bahasa Arab seperti kita menghapal ayat-ayat Quran.

Metode hapalan Nahwu (tata bahasa Arab) tersebut mungkin bagus bagi yang kecerdasannya bagus, tapi yang kecerdasannya pas-pasan sudah besar kemungkinan tidak hapal-hapal tuh definisi walaupun sudah beberapa tahun belajar Ilmu Nahwu, padahal hanya satu buku kecil dan tipis (Jurumiyah).

Banyak santri yang tumbang (gagal) untuk menghapal Jurumiyah. Lebih ngerinya lagi, ada yang sudah banyak hapalan Jurumiyahnya (mampu menghapal berbagai definisi dalam bahasa Arab), tapi sangat kesulitan ketika diminta membuat contoh kalimat sederhana dalam bahasa Arab. Ini sangat disayangkan, bukan?

Jadi, saya memilih belajar bahasa Arab tanpa menghapal Jurumiyah saja. Tahu ini dan itu dalam bahasa Arab, saya terapkan dalam kalimatnya; Tahu nama-nama alat sekolah dalam bahasa Arab, saya terapkan dalam kalimat sederhana (misal: Ini apel; Ini jeruk).

Dalam tata bahasa Arab ada “ciri-ciri isim”, saya tidak mau menghapal definisi “Fal-ismu yu’rafu bil-khafdhi wa tanwini sampai wat-ta`i.” Akan tetapi, saya langsung saja membuat kalimat bahasa Arab menggunakan kata benda “isim” yang “harokat akhirnya tanwin, diawali alif lam atau yang didahului huruf jar.” Sudah, beres!!!

Apakah menghapal Jurumiyah itu tidak penting? Tidak selalu penting. Jika kita ingin jadi pakar bahasa Arab dan ingin mampu berdebat tentang Ilmu Nahwu memang sangat penting.

Akan tetapi, jika kita hanya seorang pemula dengan kecerdasan biasa dan semangat masih naik-turun, maka saya sarankan tak perlu menghapal Jurumiyah dulu, tapi cukup pahami saja menggunakan referensi berbahasa Indonesia.


Sekarang sudah banyak terjemahan-terjemahan Jurumiyah. Di samping itu, pelajaran-pelajaran bahasa Arab di sekolah dan kursus juga sudah jauh lebih memudahkan kita untuk belajar. OK!
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment