Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Tuesday, December 1, 2015

Usaha Tanpa Modal dan Kerja Santai (Kisah Nyata)



Hello Katabah!
Istilah “Usaha Tanpa Modal dan Kerja Santai” memang seringkali membuat saya sebal membacanya karena digunakan oleh para penipu. Tapi ini ceritanya berbeda, cekidot….! J


Seorang pedagang memiliki toko jualan sayuran di Garut. Suatu hari, ia kedatangan petani (dari Garut juga) yang menjual hasil kebunnya. Baru juga petani asal Garut itu datang ke tokonya, eh calon pembeli dari Sumedang juga tiba.

Alhasil, sayuran dari petani tersebut tidak sempat masuk gudang. Cukup dikilo lagi, kemudian dibeli deh oleh orang Sumedang. Lalu, sang punya toko kebagian untung, padahal ia hanya menimbang berat sayurannya saja.

Di sisi lain, petani sudah bekerja keras. Mulai dari pembibitan, pemeliharaan, panen, hingga membawa sayuran ke toko tersebut. Eh, pemilik toko, hanya cukup bangkit dari tempat duduknya saja untuk transaksi. Hi…hi..

Barang yang dijual berasal dari petani Garut, sedangkan uang yang dibayarkan berasal dari pembeli Sumedang. Lalu, pemilik toko itu hanya jadi saksi saja. Ha..ha..

Itu kisah nyata Usaha Tanpa Modal dan Kerja Santai, bukan? Tapi tunggu dulu….! Pemilik toko untuk bisa kerja santai tersebut, ia telah kerja keras sejak lama.

Sang pemilik toko menjadi pelanggan setia yang suka membeli sayuran dari para petani walaupun harga sayuran dalam keadaan jatuh (murah sekali). Ia selalu berusaha untuk saling menguntungkan antara dirinya sebagai pemilik toko dan para petani sebagai penghasil sayuran.

Karena keadilan dan kebaikan si pemilik toko, sang petani pun sudah tidak mau lagi menjual ke toko lain atau bahkan ke Jakarta walaupun harga sayuran di Jakarta sedang jauh lebih mahal dari harga di toko Garut itu.

Bahkan sang pemilik toko menyarankan petani untuk menjual sendiri sayurannya ke Jakarta. Tapi sang petani berkata: “Ah, saya mah menjualnya ke sini saja (toko Garut itu). Kemarin, ketika harga sayuran murah, kan toko ini yang membeli dengan harga yang cukup layak, berarti saya (petani) yang untung. Sekarang, harga sayuran Jakarta lebih mahal dari toko Garut berarti giliran Toko Garut yang mendapatkan untung. Kita untungnya giliran saja ya….!”

Tuh, kan, sampai segitunya…..!

Artikel Terkait:
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment