Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, June 16, 2016

Satpol PP Razia Warteg, Ciri Khas Ramadhan Indonesia?



Hello Katabah!
Ibu warteg yang malang, warungnya terkena razia Satpol PP. Masakannya tampak ikut dimasukkan ke kantong plastik petugas. Di bawa kemanakah masakan warteg itu? Mana mungkin dibawa oleh petugas untuk buka puasa ya….? Kalau dibawa petugas untuk dimakannya. Hi..hi..memalukan!


Dari dulu, saya berpendapat bahwa “Kenapa rumah makan harus semuanya ditutup ya…? Biarkan saja mereka buka untuk menguji apakah orang-orang yang sedang berpuasa itu sanggup menahan godaannya atau tidak?”

Penutupan rumah makan dengan alasan menghormati Ramadhan itu rasanya kurang tepat. Saya cenderung berpikir bahwa penutupan rumah makan atau makan harus sembunyi-sembunyi pada bulan Ramadhan itu hanya untuk membantu anak-anak kecil yang sedang berpuasa agar tidak tergoda ingin makan pula.

Contoh di rumah, seorang ibu tidak bisa berpuasa karena haid. Maka ibu tersebut sebaiknya membatalkan puasa, tapi jangan terang-terangan di hadapan anaknya.

Ada contoh konkrit. Anak laki-laki tetangga kelas 3 SD tidak berpuasa. Saya sarankan untuk berpuasa. Apa jawabannya: “Kakak saya juga tidak puasa, siang tadi makan permen.” Saya agak bingung menjelaskanya karena kakaknya itu perempuan yang sedang haid. Hi..hi..

Kenapa rumah makan tidak perlu ditutup di bulan Ramadhan?
Dalam pikiran saya, puasa Ramadhan itu bisa menjadi latihan untuk membiasakan diri berpuasa sunat di bulan-bulan lainnya.

Jika kita berpuasa sunat, apakah ingin menutup semua rumah makan juga? Tentu tidak, bukan? Kita harus mampu berpuasa sunat di tengah-tengah orang yang tidak berpuasa.
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)