Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Wednesday, February 20, 2013

BUKU YANG SUDAH TERKUMPUL TERASA SUDAH TIDAK ADA ARTINYA (2)



BUKU YANG SUDAH TERKUMPUL TERASA SUDAH TIDAK ADA ARTINYA (2)

Sebagai cerita bersambung dari artikel sebelumnya “Buku Yang Sudah Terkumpul Terasa Sudah Tidak Ada Artinya (1)”, saya lanjutkan ke cerita selanjutnya seperti ini:

Meskipun uang saya pas-pasan, tapi saya berusaha berhemat sebisa mungkin agar tiap bulan bisa membeli buku. Dulu saya belum bisa akses Internet di rumah, maka buku jadi andalan saya. Tapi sekarang minat membeli buku sudah semakin menurun, karena selain tidak punya uang, sekarang saya merasa lebih mudah dan cepat mencari dan menggunakan buku dari Internet. Tambahan pula, referensi yang direkomendasikan dari kampus berupa jurnal ilmiah.

Jurnal ilmiah dinilai lebih tinggi dibandingkan buku biasa (handbook). Selain itu, sekarang akses Internet sudah bisa menggunakan flash modem. Jadi semakin nyaman saja saya bertapa di rumah dalam setiap harinya.

Kenapa saya mengumpul-ngumpul buku?
Bukan hanya buku, koran bekas pun saya kumpulkan. Ketika saya kuliah D1, saya sering ke kosan kakak yang suka berlangganan koran PR. Saya sering menemukan kakak menjual koran-koran bekas, sehingga saya meminta untuk menyeleksinya agar tidak dijual kiloan semua. Saya mengutamakan korang yang ada artikel tentang pendidikan. Kan, di koran PR ada kolom khusus tentang forum guru yang isinya khusus tentang pendidikan. Kebetulan kakak saya mengizinkannya, sehingga setiap ada korang menumpuk di kosan kakak, kemudian saya datang ke kakak untuk belajar bahasa Inggrs, maka tanpa di minta kakak menyerahkan korang yang kira-kira bisa saya seleksi.

Akhirnya, sekarang ada lumayan kumpulan koran. Bahkan kadang-kadang ada tetangga yang masuk ke rumah suka menanyakan keberadaan korang tersebut yang masih tersimpan di rak buku dengan ikatan tali rapia. Pendeknya, mau dijual? Segera saja saya jawab: TIDAK!

Itulah kecintaan saya dalam mengumpulkan bahan bacaan. Meskipun tidak terlalu banyak karena uang untuk membeli buku sangat terbatas, tapi jumlahnya kadang-kadang lebih banyak juga dibandingkan koleksi teman-teman saya. Di samping itu, tidak semua buku yang ada di rumah saya pahami, karena saya merasa rumit untuk memahami semuanya. Buku tersebut berguna untuk membantu saya ketika mau menulis atau mau mengajar atau mau mengerjakan tugas kuliah. Lumayan tidak perlu ke luar rumah, atau ke perpustakaan yang bukunya terlalu banyak sehingga menyulitkan saya dalam pencarian.

Buku-buku di rumah saya cenderung sudah sesuai dengan minat dan keilmuan saya. Jadi mencarinya pun tidak terlalu sulit, apalagi jumlahnya yang masih sedikit. Tapi seringkali saya bisa menyelesaikan tugas kuliah, hanya mengandalkan buku di rumah saja.

Semula saya bercita-cita tinggi. Dengan buku ini mudah-mudahan saja saya bias menuntaskan kuliah sampai doktoral. Selain sebagai referensi, buku tersebut menjadi motivasi untuk terus belajar.

Akan tetapi, baru jenjang S2 saya sudah mengalami kesulitan. Meskipun semua nilai matakuliah sudah lulus, tapi saya bermasalah dalam tugas akhir. Mungkin bukan rizki saya, sehingga sampai sekarang ide dan semangat untuk menyelesaikannya semakin hilang, malah yang ada semakin sering sakit-sakitan. Karena stres kali ya…?

Dengan masalah yang ada, saya semakin tidak merasakan manfaatnya atas kumpulan buku tersebut. Bahkan kadang-kadang kecewa juga, mengapa harus capai-capai beli dan ngumpul-ngumpul buku, kalau tugas akhir saja tidak mampu menyelesaikannya. Saya tahu orang lain yang bukunya lebih sedikit, bisa selesai tugas akhirnya tuh! Sungguh membuat saya iri!

Sekarang, saya merasakan bahwa tumpukan kecil buku di rumah yang sudah dikumpul-kumpul bertahun-tahun yang lalu itu tidak ada artinya. Hanya berbuah kecewa dan gelisah saja! Ya Allah semoga buku tersebut tidak mendakwa di akhirat kelak. Mau dibuang atau diberikan ke orang lain, saya khawatir masih membutuhkannya. Memang sampai sekarang juga kalau disadari, saya masih membutuhkan dan menggunakannya. Sungguh mengerikan hidup ini! Hiks…hiks…hikss…

Udah dulu ah, sampai jumpa di artikel ke 8 program 1000 artikel. Mohon doanya ya semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk penyelesaian tugas akhirku!
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment