Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, April 16, 2015

Konflik Megawati-Jokowi Hanya Settingan Presiden Boneka

“Kok bisa ya ada iklim beda paham antara Megawati dan Jokowi? Biasanya Partai pengusung itu selalu membela habis-habisan presiden yang diusungnya.”

Dalam artikel voa-islam.com yang berjudul “Mega Simbol Otoritarianisme, Keangkuhan dan Hinanya Jokowi” dinyatakan bahwa “Kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi, selama ini memang dirasakan sangat tidak memihak kepada rakyat. Ternyata selama ini, tudingan ‘Presiden Boneka’ nyata terbukti dan secara tidak langsung diakui sendiri oleh Megawati.”

Oooh, kalau begitu, konflik kedua tokoh tersebut hanya settingah toh?


Di akhir artikel tersebut dipertegas juga kebencian penulisnya: “Tak pantas seorang anak Proklamator berlaku demikian, melecehkan negerinya, menjatuhkan citra dan marwah Indonesia. Mega simbol keserakahan, keangkuhan dan otoriter.”

Kalau membaca kutipan di atas bisa saja orang-orang yang sudah tidak suka kepada pemerintah saat ini bertambah benci. Mereka akan benci kepada Jokowi, dan juga kepada Mega.

Sampai membenci kedua tokoh di atas rasanya sebagian kita merasa benar. Namun lupa menjawab pertanyaan ini:
1. Apa yang sudah kita lakukan untuk membantu Jokowi? Apakah sudah melakukan jihad besar-besaran untuk membantu presiden kita yang satu ini? Atau kita hanya bisa menginginkan presiden diganti oleh orang-orang kesayangan kita sendiri yang belum jelas juga kualitasnya?

2. Sudahkah kita membuat gerakan massa yang bisa menyaingi PDIP, sehingga keangkuhan Mega (jika benar) dapat diredam oleh organisasi kita? Yang ada, partai politik Islam juga masih bercerai berai karena merasa masing-masing partai memiliki pemimpin jagoannya masing-masing. Apakah ini solusi yang biasa ditawarkan oleh organisasi Islam? Atau kita hanya bisa mengecam Mega, tanpa memiliki pemimpin pengganti yang lebih baik? Hiks…hiks…

Kalau begitu, apakah saya percaya 100% bahwa Jokowi bukan “presiden boneka”?
Jawabannya fifty-fity karena melihat gaya kepemimpinan Jokowi cukup berbeda dengan presiden sebelumnya dan gerakannya cukup positif walaupun tidak semua terasa positif.


Jadi, saya tetap percaya kepada Jokowi, namun kita tetap harus waspada seandainya beliau berpaling dari rakyat. J
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

1 comment:

  1. Kita wajib mematuhi pemerintah selama ia masih menegakkan Shalat

    ReplyDelete