Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Wednesday, June 8, 2016

Cerita Fiksi Jeritan Perawan Tua



Hello Katabah!
Cerita fiksi ini terinspirasi dari seorang perempuan yang belum nikah di usia di atas 40 tahun.


Aku memang bukan seorang yang cantik, tapi masih banyak perempuan lain yang lebih jelek. Aku memang bukan juara kelas, tapi juara 2 sudah beberapa kali pernah kuraih.

Aku bukan seorang ustadzah, tapi ibadah dan puasa Senin-Kamis sudah lama kulakoni.

Usaha mencari nafkah pun sudah kulalui hingga luar negeri. Menjadi TKW bahkan sudah kualami, padahal aku berasal dari keluarga besar yang tidak terlalu kekurangan secara ekonomi, jika kakakku mau peduli.

Sayangnya, kepahitan karirku tidak membuat kakak menyayangiku. Malah ia seringkali meminjam uang hasil jadi TKW tanpa mau mengembalikannya.

Kakak seorang PNS yang memiliki banyak keahlian tampak tak peduli kepadaku yang hidup terlunta-lunta sampai ke negeri orang, hanya sebagai pembantu.

Kini usiaku sudah di atas 40 tahun. Kakak laki-lakiku masih tidak menunjukkan kasih sayangnya. Ibuku yang sudah tua masih harus berjualan keliling. Oh Tuhan….!

Kakak perempuanku sudah menawarkan jodoh, tapi aku tolak. Aku harus berpikir bagaimana agar bisa hidup dan menghidupi ibu yang sudah tua.

Seandainya keluarga shaleh. Dua orang adikku sudah jadi PNS juga. Namun entah karena mereka adik dari beda ibu, rasanya tidak memiliki kepedulian besar kepada aku sebagai kakaknya.

Memang dibandingkan kakak laki-lakiku yang seayah, adikku relatif lebih baik. Ia suka memberi uang saku kepada ibu di saat lebaran. Ia juga kadang-kadang mengirim makanan ketika keluarganya mengadakan hajatan.

Namun, benarkah kasih sayang adik kepada kakak itu hanya sebatas Rp 100.000 per tahun? Memang sebenarnya kakak lah yang harus menanggung kehidupan adiknya. Akan tetapi, ketika adiknya lebih sukses duluan, tidak adakah kewajiban untuk membantu kakak?

Ya Tuhan….
Aku tidak mau menyalahkan adik dan kakakku. Tapi kenapa mereka sering menyalahkanku ketika belum mau nikah. Siapa yang tidak mau nikah, apalagi aku perempuan yang sudah lebih dari 40 tahun? Tapi…ibu-ibu-ibu mau hidup bersama siapa….?
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)