Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Saturday, June 4, 2016

Kebiasaan Buruk di Bulan Puasa



Hello Katabah!
Saya berpikir bahwa jika kita benar-benar menjalankan puasa, maka tidak mungkin terjadi lagi kemiskinan yang terlalu mencolok di depan mata. Sayang sekali, puasanya banyak yang hanya ritual tahan makan dan minum saja…!


Menurut saya, ini kebiasaan buruk di bulan Puasa yang seolah-olah menjadi “wajib” untuk semua Muslim di Indonesia:

1. Belanja untuk munggahan
Membeli daging untuk mengawali Ramadhan seringkali menjadi menu utama.

2. Belanja untuk menu berbuka puasa
Nah, ini tampaknya sangat wajib bagi banyak orang. Setelah Asar, banyak warga berbondong-bondong menyerbu rumah makan atau tempat jualan makanan untuk berbuka puasa hingga menjelang Maghrib.

3. Ngabuburit dengan nongkrong
Kalau di bulan biasa, nongkrong hanya dilakukan oleh orang-orang pengangguran. Di bulan puasa, orang-orang sibuk pun ikut nongkrong yang biasa disebut nangkring ngabuburit.

4. Porsi tidur ditambah
Nah, kebiasaan buruk ini bisa terlihat di mesjid-mesjid. Namun, kebiasaan menambah jam tidur di bulan puasa mungkin tidak terlalu buruk karena berkaitan dengan kekuatan fisik seseorang.

5. Belanja untuk Lebaran
Ini sepertinya sangat wajib bagi banyak Muslim tanah air. Sepertinya lho…! Padahal sebenarnya bisa haram lho..! Haram? Iya, karena kita sudah bermegah-megahan dan melupakan fakir-miskin.

Sudah cukup dulu lima poin. Sebenarnya yang berbuat buruk seperti hal-hal di atas bukan hanya para konsumen (pembeli), tapi para penjual pun banyak yang tidak beritikad baik. Ini lebih jelas keburukan para penjual:

1. Jualan untuk menu berbuka puasa
Dengan dalih mencari nafkah, berjualan menu takjil serba lengkap sehingga membuat para konsumen tergiur. Apakah ini tidak dosa?

2. Jualan pakaian untuk lebaran
Dengan alasan panen puasa hanya sebulan dalam setahun, harga pakaian lebaran dinaikan hingga harga melambung tinggi. Apakah ini boleh?

3. Menaikan harga-harga makanan
Setiap Ramadhan tiba hampir selalu harga naik sangat tinggi. Kenapa sih tidak menggunakan harga biasa saja? Dengan harga biasa, orang-orang miskin mungkin akan mendapatkan pakaian di hari Idul Fitri. Dengan harga murah, orang-orang miskin masih bisa membeli daging untuk menu buka puasanya. Kenapa ini hampir tidak terlihat ya?

Seringkali muncul pertanyaan di dalam diri saya:
“Apakah puasa ala Nabi itu benar-benar seperti di Indonesia? Saya tidak yakin.”

Oh satu lagi keburukan di negeri kita ini:
Pesta petasan yang membuat kuping saya terasa ingin loncat saking suaranya keras..! Orang miskin bisa berkali-kali pesta petasan, gila…! Padahal daripada beli petasan lebih baik beli daging atau ikan biar otak encer untuk berpikir. Hah….

Semoga saya bisa menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti di atas. Aamiin…
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)