Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Tuesday, August 23, 2016

Masalah SMKN Cisewu dan SMPN Cisewu Garut Yang Terjadi Saat Ini



Hello Katabah!
Singkatnya waktu berkunjung ke kampung halaman membuat Abah tidak cukup jalan-jalan memperhatikan lingkungan sekitar. (Kayak orang penting saja ya…ha..ha..).


Ada kabar bahwa anak-anak SMPN Cisewu harus menggunakan jalan alternatif menerobos kebun orang lain yang kurang nyaman untuk dilalui. Kenapa?

Ini ceritanya:
Sebelum ada SMKN Cisewu, bangunan yang ada semuanya milik SMPN Cisewu. Ini yang Abah lihat kasat mata, tapi Abah tidak tahu di sertifikat tanah atau pembukuan resminya. Ini berlangsung puluhan tahun. Setidaknya, sejak Abah lahir hingga lulus kuliah, SMK masih belum ada.

Beberapa tahun yang lalu, SMKN Cisewu berdiri menggunakan sebagian gedung SMPN Cisewu. Agar lebih mudah dibayangkan:

Dulu, gedung SMP mencakup 2 bagian, yakni Bagian A dan Bagian B. Abah menyebutnya, SMP tongoh (yang di bagian atas) dan SMP landeuh (yang ada di bagian bawahnya). Posisi kedua lokasi tersebut seperti sawah (berbentuk seperti terasering atau jalan bertangga).

Karena gedung SMP Landeuhnya digunakan SMK, maka dipasanglah sekat sehingga anak-anak SMP tidak bisa masuk ke lokasi SMK, atau sebaliknya. Mungkin ini untuk menghindari kalau-kalau ada ketegangan antar kedua sekolah. Di kota kan suka ada tawuran antar sekolah. Mungkin ini untuk menghindari tawuran juga dan demi kenyamanan saja ya…

Namun, yang disayangkan adalah anak-anak SMP dulunya biasa pergi-pulang melewati halaman tengah SMP Landeuh (sekarang SMK) kini tidak bisa lagi dan harus melewati kebun warga.

Sebetulnya pindah jalan pulang itu tidak masalah. Namun, jika jalannya tidak dibangun kan cukup memprihatinkan juga, seperti tidak ada tanda hubungan baik antar SMK dan SMP deh. Gitu menurut Abah mah. Di sisi lain SMK terus melakukan pembangunan.

Padahal dulu SMP Tongoh dan Landeuh kan satu kepala dan satu manajemen sekolah. Para siswa dari SMP Tongoh jajan ke kantin SMP Landeuh juga. Sekarang kantin bareng-bareng pun sudah tidak bisa.

Kalau kabar di atas benar-benar terjadi, semoga segera ada langkah yang lebih baik deh. Minimal anak-anak SMP diberikan jalan khusus ke samping SMK yang lebih nyaman gitu...baik menggunakan biaya dari SMK maupun dari SMP sendiri. Sebaiknya bareng-bareng, tapi akan lebih baik lagi jika uangnya dari SMK ya…he..he..

Syukur-syukur kalau kabar tersebut tidak benar. Ini lebih melegakan hati Abah lagi.

Pesan Penting:
Tulisan ini dibuat memang terkait dengan SMKN Cisewu Garut yang jauh dari kota. Tapi bisa juga dijadikan masukan oleh orang-orang kota yang hendak membangun suatu sekolah, perusahaan atau bangunan lain. Setidaknya, kita membangun suatu gedung harus benar-benar memperhatikan lingkungan sekitar. Bukan hanya untung rugi dan kenyaman kita sendiri, tapi kenyamanan warga sekitar yang sudah lama tinggal pun sama pentingnya.

Misal, kita membangun rumah yang memotong jalan kecil warga. Secara hukum tertulis memang tidak ada kewajiban mengganti jalan warga karena toh mereka juga bertahun-tahun menggunakan tanah kita untuk jalannya.

Namun, dalam hidup bermasyarakat tidaklah demikian. Akan menjadi suatu kebahagiaan ketika ada orang lain merasakan manfaat walaupun hanya menggunakan jalan setapak di atas tanah milik kita, bukan?

Baca juga:
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment