Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Friday, January 5, 2024

Betulkah Pertanyaan SGIE Gibran tidak etis dalam debat Cawapres?

Terkait pertanyaan SGIE, meskipun banyak orang mengatakan tidak etis, menjebak, seperti cerdas cermat, atau istilah lainnya, saya sendiri bisa beda pendapat.

Pertanyaan SGIE yang diungkapkan Gibran dalam debat cawapres dapat dikatakan tidak etis karena beberapa alasan berikut:

  • Pertanyaan tersebut tidak jelas dan tidak terstruktur. Gibran hanya mengajukan satu pertanyaan, yaitu "Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?" Pertanyaan tersebut tidak menjelaskan apa itu SGIE, sehingga Cak Imin tidak dapat memahami maksud pertanyaan tersebut.
  • Pertanyaan tersebut bersifat menjebak. Gibran tahu bahwa Cak Imin tidak terlalu familiar dengan istilah SGIE. Oleh karena itu, Gibran mengajukan pertanyaan tersebut untuk membuat Cak Imin terlihat tidak kompeten.
  • Pertanyaan tersebut tidak relevan dengan topik debat. Debat cawapres pertama membahas tentang demokrasi, hak asasi manusia, dan pemberantasan korupsi. Pertanyaan SGIE tidak berkaitan dengan topik tersebut.

Berikut adalah beberapa cara untuk memperbaiki pertanyaan SGIE agar menjadi etis:

  • Pertanyaan tersebut harus lebih jelas dan terstruktur. Gibran dapat menjelaskan terlebih dahulu apa itu SGIE, sehingga Cak Imin dapat memahami maksud pertanyaan tersebut.
  • Pertanyaan tersebut harus bersifat objektif. Gibran tidak boleh mengajukan pertanyaan yang bersifat menjebak atau menyerang lawan.
  • Pertanyaan tersebut harus relevan dengan topik debat. Gibran dapat menyesuaikan pertanyaan SGIE dengan topik debat yang sedang berlangsung.

Berikut adalah contoh pertanyaan SGIE yang etis:

  • "Gus Muhaimin, menurut Anda, apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE)?"

Pertanyaan ini lebih jelas dan terstruktur karena menjelaskan terlebih dahulu apa itu SGIE. Pertanyaan ini juga bersifat objektif karena tidak bersifat menjebak atau menyerang lawan. Pertanyaan ini juga relevan dengan topik debat karena membahas tentang ekonomi.

Tentu saja, Gibran dapat menyesuaikan pertanyaan SGIE sesuai dengan gaya dan strateginya. Namun, penting untuk memperhatikan etika dalam mengajukan pertanyaan dalam debat.

Pemaparan di atas saya peroleh dari hasil nonton dan baca-baca berita. Saya sendiri berpendapat bahwa pertanyaan tersebut tidak mutalk dikatakan "tidak etis" dengan pertimbangan berikut:

1. Mas Gibran belum tentu disengaja menjebak lawan debatnya
2. Prosedur debat yang terlalu kaku sehingga ketika Cak Imin bertanya kembali tentang SGIE kepada Mas Gibran dianggap Cak Imin kehilangan satu sesi yang seharusnya digunakan untuk menjawab SGIE, tapi malah bertanya dulu.

Kalau prosedur debat tidak terlalu kaku, sah-sah saja Cak Imin nanya dulu kepanjangan dari SGIE. Mas Gibran juga sah juga bertanya dalam bentuk singkatan, barangkali saja beliau lupa menyebutkan kepanjangannya, atau Mas Gibran belum tahu teknis debat bahwa setiap singkatan harus langsung disebutkan kepanjangannya. 

Saya sendiri, kadang tidak menjelaskan istilah yang saya tanyakan karena satu menganggap lawan debat tahu istilah yang saya katakan, atau saya lupa.hehe

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment