Tridarma Tasdik | Prodi Sistem Informasi | Skripsi SI
Program Portofolio Dosen
Rangkuman Prestasiku
Materi Kuliah Sistem Informasi (S1)
Smart Village: Smart Family
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Blog | Korban AI | Siap Kerja | Kontak | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, December 31, 2025

Refleksi CEO Amatiran Usaha Digital: KOMTAS

 Setelah membuat cerita pengalaman kerja online, saya jadi ingat pernah membuat usaha online. Agar tambah semangat, saya nyebutnya CEO Amatiran Usaha Digital yang mengantarkan skill saya cukup kokoh dalam diskusi bersama tim di dunia nyata ketika diskusi topik online. Kan teman-teman mah banyak pejabat sehingga kemungkinan tidak pernah main beginian. hehe

CEO Blog Komunitas Pay Per Post (Membayar Penulis) 

 Di antara tahun 2013-2017, saya mencoba ingin berusaha keluar dari zona nyaman (dunia pendidikan) walaupun sambil ngajar juga. Saya pertama kali membuat blog pay per post. Para penulis mengirimkan artikel ke saya, kemudian saya membayar artikel yang dipublikasikan di blog komunitas milik saya. Mirip Kompasiana tapi kompasiana dulu tidak membayar penulis, kecuali beberapa artikel yang terpilih.

Ternyata alamat blognya masih aktif. ahaha penulis2012.blogspot.com. Ini versi blog bahasa Indonesia. Sedangkan blog versi bahasa Inggris ada di writers12.blogspot.com.

Karena ingin profesional, saya lanjutkan kedua blog komunitas itu ke domain dan hosting berbayar dengan alamat kitaabah.com. Para penulis berdatangan dengan sangat semangat. Ada juga penulis yang tak sabar menanti waktu antrian seleksi sebelum publikasi.hehe

Saya lupa berapa persis lama waktunya. Saya mulai menganalisis pendapatan dan pengeluaran. Ternyata pendapatan belum ada, pengeluaran makin bertambah karena kasihan para penulis semakin bertambah. Setelah berkali-kali pertimbangan, saya putuskan untuk melanjutkan penulis ke blog.katabah.com. Salah satu alasannya, saya bisa menekan biaya hosting yang awalnya dua paket hosting, sekarang jadi satu Katabah saja.

Pay per post terus berjalan, tapi pendapatan belum sesuai target. Saya lupa tidak memperpanjang domain Kitaabah. Saat dicek di penyedia domain, saya kena denda sehingga harus memperpanjang domain hampir Rp 1 juta padahal biasanya sekitar Rp 150.000an per tahun. Saya putuskan tidak memperpanjang domain Kitaabah.heuheu Saya fokus ke domain katabah.com karena subdomain kan tidak perlu bayar lagi.

Blog komunitas Katabah (mirip namanya dengan Kitaabah ya... ahahaha) mulai rame, uang saya kian menipis untuk bayar penulis. Paket hosting minta upgrade. Salah satu kekecewaan saya, jumlah pengunjung blog versi penyedia hosting sangat berbeda jauh dengan yang ada di Google Analytics (GA) blog saya. Kalau gak salah 1.000 di GA= 10.000 di penyedia hosting. Mau pindah ke VPS siap pakai (managed VPS), susah dan mahal saat itu (buat saya). Akhirnya, blog komunitas Katabah juga ditutup.

Masih penasaran ingin jadi CEO.ahahah Saya menggeliat ke dunia Bitcoin. Saya menepinya bukan ke Bitcoin secara utuh, tapi saya ingin memiliki bisnis seperti Trading Bitcoin tapi yang tidak terlalu fluktuatif.Ya mirip jual/beli emas digital. Istilah lainnya saya sebut punya uang digital sendiri dengan nama Rupdo (singkatan dari Rupiah-Dollar) dengan blog sosialisasinya BisBer (singkatan dari Bisnis Bersama). Sambil merintis RupDo, saya membuat blog Pay per View walaupun belum sampai membayar anggota.

Usaha Rupdo tidak maksimal karena dijalankan di Blogspot. Beberapa uang anggota, saya kembalikan dengan untungnya walaupun sedikit. Eh ada teman saat kuliah yang uangnya tidak mau dikembalikan. Buat saya katanya karena sudah berjuang merintis bisnis. Thanks ya...hehe 

Usaha Rupdo tidak berjalan selama blog komunitas. Saya segera menutupnya khawatir dana anggota hilang.

Setelah blog Komunitas dan Rupdo ditutup, saya berhenti juga di semua blog, kecuali satu blog, yakni Katabah. Kontennya pun yang asalnya ingin niche, jadi gado-gado (campur-campur).


CEO Grup/Komunitas Facebook Belajar Bahasa Inggris dan Arab

Saya ini memang sebenarnya dominan tulen pecinta pendidikan. Akan tetapi, karena cukup banyak referensi yang masuk di otak bahwa jadi pengusaha itu keren, maka usaha keluar dari zona nyaman itu sangat besar.

Selain pernah membuat blog komunitas, saya pernah membuat grup Belajar Bahasa Inggris dan Arab (disingkat IDA). Ini seiring popularitas (wkwkwkw) saya sebagai admin di grup Catatan Harian milik teman online tapi sampai pernah bertemu juga sampai bertemu Bos Penerbit Logoz Soreang.

Dalam grup IDA juga, saya mulai memberikan beberapa sejenis doorprize agar grup itu lebih hidup mengingat saya sudah mulai sibuk kuliah S2 lagi. Tapiiii.... saya semakin sibuk di kuliahan dan rencana ingin kembali banyak aktivitas di kampus (jadi dosen).heuheu

Dari sini juga saya belajar bahwa untuk membuat sebuah komunitas itu harus punya minimal satu orang yang bisa diandalkan. Dulu di awal sekali karir saya, saya menjadi satu orang yang harus selalu hadir "menghidupkan" sekolah. Saat guru tidak masuk, saya masuk walaupun apapun mata pelajarannya yang tidak ada guru, saya masuk dengan materi komputer atau bahasa Inggris agar saya tak perlu baca lagi.

Begitu pun di komunitas online, saya harus hadir menjadi satu motor yang harus selalu kuat dan enerjik. Salah satu kekuatan saya bersumber dari kegagalan kuliah yang pernah dialami beberapa kali. Beberapa "serangan" yang menerpa grup seperti kritik kekurangan/kesalahan saat belajar bahasa Inggris dan Arab, sayalah benteng konstatinopelnya. ahaha

Kita tahu bahwa di negeri ini, kecenderungan orang belajar bahasa Inggris dan Arab itu harus bagus grammer atau tata bahasanya. Tapi saya jawab, kita pakai bahasa Indonesia atau Sunda juga tidak jago tata bahasanya. Ada yang sampai uring-uringan saat dijawab begitu, tapi saya menanggapinya tetap baik sehingga teman-teman yang awalnya sangat kritis kemudian hadir lebih landai. Ini sangat penting untuk membuat grup saya tetap hidup karena dengan ketat grammer, anggota grup banyak yang tidak berani diskusi/menulis bahasa Inggris atau Arab di grup IDA karena takut salah dan malu. Saya amankan mereka. aahaha

Padahal sebelum membuat grup IDA, saya sudah beberapa tahun lebih awal mendapatkan kritik dari guru dan dosen bahasa Inggris. "Gunakanlah bahasa Inggris yang baik dan benar!" katanya.

Saya jawab, "Tugas saya memotivasi anak-anak untuk berani berbahasa Inggris walaupun salah. Bapak/Ibu yang membimbing mereka agar berbahasa Inggris yang baik dan benar."

Saya suka menyampaikan bahwa mengapa ketika orang Indonesia berbahasa Inggris salah suka ditertawakan dan seakan-akan haram (wkwkwk), sedangkan orang-orang yang berbahasa Indonesia salah tidak ditertawakan. Kan aneh sekaliiii... Pemikiran besar saya, jangan-jangan mereka menganggap bahasa Inggris lebih keren dari bahasa Indonesia. Oh Tidaaak!!! ahaha 

 **

Blog Katabah sengaja saya terus update sebagai teman saya dalam berkarya hingga tibalah saya harus full kembali ngajar di kampus karena lulus S2. Katabah menjadi media pembelajaran yang saya gunakan. Selanjutnya, jadi bagian media promosi kampus karena media kampus yang resmi kan ada aturan lebih ketat untuk menyeleksi konten. 

Sementara Katabah, melenggang karena semua ada dalam tanggung jawab saya. Tapi saat ada hal positif bisa dengan aman diarahkan ke citra kampus. 

"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via Tiktok: @katabahcom."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment