Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Saturday, August 15, 2015

Cara Mudah Memahami Kana dan Inna Bahasa Arab

Katabah telah membahas tentang contoh Kaana dan Inna itu pada artikel yang berjudul “Cara Menjawab Soal Bahasa Arab Gundul.” Di sini, ada sedikit tips mengingat agar penerapan Kaana dan Inna tidak tertukar.


1. Kaana
كان المدرّس جميلا
“Kana” itu menyuruh rafa’ (dlammah) pada Mubtada dan menyuruh nashab (fathah) pada Khabar. Biasanya Khabar (جميلا) muncul setelah Mubtada (المدرّس). Jadi, kalimat di atas harus dibaca
(كَانَ الْمُدَرِّسُ جَمِيْلًا).


2. Inna
انّ المدرّس جميل
Kalau Inna kebalikan dari Kana, yaitu menyuruh nashab (fathah) pada Mubtada dan menyuruh rafa’ (dlammah). Jadi dibaca
(اِنَّ الْمُدَرِّسَ جَمِيْلٌ).

Melihat kedua contoh di atas, kita dengan mudah bisa membedakan penerapan Kaana dan Inna. Akan tetapi, saya seringkali tertukar apakah setelah Inna itu harus fathah atau dlammah? Apakah setelah Kaana itu harus fathah atau dlammah?

Saya sendiri suka mengingat kalimat yang menggunakan Inna yang sering dibaca atau didengar. Misal:
اَنَّ اللهَ
Kalimat di atas tidak dibaca “Innallahu.” Silahkan lihat di Quran atau ketika Khutbah Jumat. Iya kan?

Walaupun dengan kedua kata di atas, saya sangat terbantu bahwa setelah Inna itu harus Nashab (fathah). Selanjutnya, saya tahu bahwa kata setelah yang inna dan yang berharokat fathah itu harus rafa’ (dlammah). Misal:
انّ الْمُدَرِّسَ مَاهِرٌ


"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment