Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Tuesday, November 17, 2015

Jangan Mengikuti langkah Setan Musuh Nyata Bagimu! Dalil Quran dan Bahasa Arab



Hello Katabah!
Anda sedang mencari dalil Quran tentang “Jangan Mengikuti langkah Setan Karena Setan Itu Musuh Nyata Bagi Manusia”? Saya kutipkan dalilnya yang diambil dari Q.S. al-Baqarah [2]: 168 berikut ini:


يَأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْأَرْضِ حَلَلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَنِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Ketika kita menjadi penceramah, maka dapat membagi dalil di atas ke dalam tiga pokok bahasan, yaitu:

1. Dalil tentang makanan halal
يَأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْأَرْضِ حَلَلًا طَيِّبًا
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.”

2. Dalil tentang larangan mengikuti setan
وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَنِ
Artinya:
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.”

3. Dalil tentang setan sebagai musuh manusia
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Walaupun ayat di atas bisa dibagi menjadi beberapa topik yang tampak berbeda, tapi sebaiknya kita menghapal secara utuh agar dapat menyajikan pembahasan dalil dengan lebih tepat.

Contoh keuntungan mengetahui dalil di atas secara utuh:
1. Apa maksudnya: “Jangan mengikuti langkah-langkah setan?”
Kita bisa menjelaskan bahwa tidak boleh memakan makanan haram, subhat, berlebihan atau jenis makanan yang dapat mengundang perangkap setan di dalamnya.

2. Lalu, maksudnya “Setan musuh nyata bagimu?”
Kita bisa memaparkan bahwa hampir dalam segala aspek, perangkap setan bisa selalu ada, termasuk ketika makan sekalipun.

Biasanya orang-orang menjelaskan dengan dalil di atas bahwa kita tidak cukup memakan makanan halal, tapi juga harus baik. Makna baik di sini bisa berarti harus bergizi. Makna halalpun bukan hanya dilihat dari wujud makanannya saja, tapi prosesnya pun harus halal.


Belajar Bahasa Arab
Melalui dalil di atas, saya belajar contoh penerapan huruf Nida pada teks ini:
يَأَيُّهَا النَّاسُ
(Hai manusia)

Huruf Nida itu berupa ya (يَا), artinya “hai” atau “wahai”. Sementara itu kata “an-nasu” (النَّاسُ) disebut “Munada”.

Pada penggalan teks di atas, (يَأَيُّهَا النَّاسُ) disebut “Munada bi Al” (Munada dengan alif lam). Apabila suatu kata benda (isim) didahului huruf “alif lam”, maka disebut ma’rifat (tentu).

Munada yang dimasuki huruf “alif lam” biasa disebut “Munada Mabni”. Artinya, harokat akhir dari Munada tersebut tidak berubah – kalau dlammah, maka tetap dlammah. Padahal dalam kasus lain, ada Munada yang dibaca dengan harokat akhir “fathah”.


Artikel Terkait:
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment