Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Tuesday, February 12, 2013

Jangan Memilih Calon Gubernur JABAR yang Kampanye!



Jangan Memilih Calon Gubernur JABAR yang Kampanye!


Sekarang musimnya pemilu di Indonesia. Tahun ini ramai-ramai pemilihan kepala daerah, selanjutnya tahun 2014 kita akan pemilihan presiden. Wah siap-siap banyak orang yang mendadak baik nih…!

Saya punya pikiran begini “Jangan Memilih Calon Gubernur JABAR yang Kampanye!” Kenapa? Karena kalau orang yang mendadak baik ketika kampanye, ada kemungkinan bohong belaka. Mereka hanya menarik simpati rakyat sesaat, lalu melupakan rakyat ketika sudah terpilih.

Bahkan saya berpikir: “Suatu saat, para calon pemimpin harus dilarang berbaik-baik dadakan di kala kampanye, karena mereka sudah cukup dikenal kebaikannya jauh-jauh hari sebelum masa kampanye.” Nabi Muhammad sudah dikenal jujurnya jauh sebelum kenabian; Abu Bakar sudah dikenal suka bersedekah jauh sebelum jadi khalifah; dan contoh lainnya.

Andaikata para calon pemimpin saat ini kebaikannya tidak sepopuler Nabi, maka masa kampanye hanya mengenalkan kepada publik tentang kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan oleh calon bersangkutan, seperti punya yayasan pendidikan, punya perusahaan, punya panti asuhan, dan sebagainya.

Dengan langkah di atas, masa kampanye dapat terhindar dari bagi-bagi super mie, uang, bantuan untuk orang miskin, dan sejenisnya, yang mana hanya sebuah simbol janji palsu kampanye perpolitikan.

Bagaimana kalau sebelumnya belum mampu membuat karya nyata untuk rakyat, padahal punya niat baik untuk memimpin rakyat? Ah tidak perlu ikut pencalonan, karena sebelumnya juga ia tidak mampu, apalagi kalau sudah memimpin, boleh jadi ia bingung apa yang harus dilakukan, bukan?

Pendek kata, calon pemimpin itu harus orang yang sudah mampu memimpin sebelumnya; calon pemimpin itu harus sudah baik sebelumnya; calon pemimpin itu harus teruji sebelumnya. Jangan mengandalkan evaluasi masa kampanye semata!

Ah udah dulu ah komentar-komentar perpolitikan, nanti ada yang marah, apalagi sudah mengarah ketiadaan calon yang jadi pilihan, bukan tidak mungkin Golongan Putih alias Golput menjadi langkah sebagian rakyat yang mau kritis.

Golput?
Atau
Milih?

Semuanya anda yang menentukan!
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment