Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, April 25, 2013

Sifat Hakikat Manusia


Sifat Hakikat Manusia


Menurut Tirtarahardja dan Sulo sifat hakikat manusia itu secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan. Memperhatikan pengertian ini dapat diingat juga bahwa manusia itu sering memiliki sifat makhluk-makhluk lainnya, seperti benda mati, dan makhluk ghaib.

Sifat-sifat makhluk lain muncul dalam diri manusia sering kali hanya dapat terlihat atau dinilai oleh orang lain. Sementara itu, melihat sifat pada dirinya tampak kesusahan.

Ada beberapa contoh yang dapat direnungkan. Manusia itu ada yang berhati batu. Manusia ini berarti memiliki sifat benda mati. Cirinya susah membuka hati untuk menerima saran dari orang lain agar dapat memperbaiki kekurangan di dalam dirinya.

Manusia itu ada yang berjiwa penghasut. Dapat diingat bahwa pada hakekatnya jiwa penghasut itu dimiliki oleh syaithan yang biasa membisikkan kebusukan di dalam dada manusia. Dengan melihat sifat ini berarti manusia memiliki sifat makhluk ghaib.

Manusia itu ada yang berjiwa serakah. Dapat diingat bahwa keserakahan itu seringkali dilakukan oleh seekor kera. Dengan demikian, manusia itu memiliki sifat hewan.

Jadi, apabila manusia tidak memiliki karakteristik utamanya, alias hanya melakukan tindakan sepert binatang, benda, dan makhluk ghaib, berarti ia belum masuk kategori manusia seutuhnya.

Apa yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya?
Berikut ini kalimat-kalimat yang dapat menjawab pertanyaan di atas:
1.      Manusia itu diberi akal dan pikiran
2.      Manusia itu makhluk mulia
3.      Manusia itu sebagai pemimpin di muka bumi

Apabila manusia suka menyusahkan orang lain, maka belum memiliki sifat manusia di atas, contohnya: anak menyusahkan orang tua atau sebaliknya, mahasiswa menyusahkan dosen atau sebaliknya, orang miskin menyusahkan orang kaya atau sebaliknya, orang bodoh menyusahkan orang cerdas atau sebaliknya, dan contoh lain.

Bagaimana agar tidak menyusahkan orang lain?
Karena manusia itu pasti saling membutuhkan, maka kedua jenis manusia yang berbeda harus saling membantu untuk saling menguntungkan. Contoh: anak butuh makan dari orangtua, maka bantulah orang tua semampunya; orang tua ingin anaknya sukses, maka berilah pendidikan yang layak.

Satu contoh lagi, mahasiswa butuh ilmu dari dosen, maka hormatilah dosen; dosen butuh gajian, maka bimbinglah mahasiswa seperti membimbing anak sendiri.

Masih banyak lagi contoh lain agar manusia tidak hanya memiliki sifat hewan, benda mati, atau makhluk ghaib saja.

Pada intinya, tidak ada manusia satu pun di dunia ini yang berhak merasa lebih dibutuhkan oleh orang lain, sehingga ia merasa lebih berhak dihormati oleh orang lain. Pada kenyataannya, seringkali senioritas merusak hubungan saling menghormati antar manusia, seperti orangtua tidak menghormati hak anaknya, dosen tidak menghormati hak mahasiswanya, orang kaya tidak menghormati hak orang miskin, orang pintar tidak menghormati hak orang bodoh, dan sebagainya. Sifat-sifat inilah yang membuat lupa pada diri manusia, sehingga ia merasa dirinya mulia, padahal sebenarnya ia belum memiliki sifat dasar manusia.

Semoga dengan terus belajar, membuka saran, dan interospeksi diri, seorang manusia dapat memiliki sifat dasar manusia yang mulia. Apapun level kesuksesan seorang manusia, tidak dibenarkan apabila menunggu orang lain minta bantuan, tapi harus ia sendiri secara proaktif memberikan bantuan kepada yang dianggap membutuhkan.
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment