Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, May 2, 2013

Hari Buruh dan HARDIKNAS Bukan Untuk Basa-Basi dan Romantisme Belaka



Awal bulan ini dua hari besar hadir di pelupuk mata kita. Namun yang terdengar gembor-gembornya adalah peringatan hari buruh saja. Demo besar sudah terdengar diberitakan di berbagai media. Lalu bagaimana nasibnya hari pendidikan nasional?


Yang paling menggelitik bagi saya adalah sangat menggelikan melihat para pemimpin yang hanya basa-basi menyikap kedua hari besar tersebut. Kenapa dikatakan basa-basi?


Hari Buruh
Demo lagi, demo lagi. Apakah demo hanya menjadi seremonial? Mereka menuntut standar kelayakan hidupnya masing-masing. Apakah sudah tidak ada solusi lagi di negeri ini agar bangsanya bisa hidup layak?


HARDIKNAS
Konsep baru lagi, konsep baru lagi. Rencana para pemangku kebijakan di negeri ini sangat hebat-hebat, bahkan bisa dikatakan “sangat romantis”. Bagaimana tidak romantis, toh sertifikat dan pelatihan untuk mewujudukan guru profesional semakin didengungkan. Namun benarkah akan menjadi realita atau hanya sebuah puisi cinta yang berbunga-bunga tanpa wujud nyata?

Saya sendiri sebagai praktisi pendidikan, baik sebagai pengajar maupun pelajar, sampai saat ini belum merasakan perubahan signifikan di sistem pendidikan negeri tercinta ini. Lalu di mana tersimpan realita konsep hebat para pejabat ini ya…?

Apakah rendahnya profesionalisme guru hanya terlihat dari pembuat kebijakan yang cenderung suka basa-basi?
Tidak hanya terlihat pada sikap pemerintah, namun kita lihat, rasakan, perhatikan, dan analisis dengan jujur bagaimana nuansa belajar di perguruan tinggi. Apakah suasananya sudah mendorong lulusan yang hebat? Saya belum yakin. Sampai saat ini belum terasa para dosen mendorong mahasiswanya untuk hidup dalam kebebasan berekspresi dan berkreasi. Mereka terlalu sibuk dengan kerjanya masing-masing, mungkin saja mereka terlalu money-project oriented.

Lalu benarkah guru akan profesional dengan adanya pelatihan yang lebih berkualitas?
Semoga saja bisa. Tapi selama guru masih berbondong-bondong pergi jauh ke luar sekolah hanya untuk mengikuti pelatihan dan uji kompetensi, semuanya hanya basa-basi saja, kecuali kalau maksudnya hanya menghabiskan guru-guru lama dan digantikan oleh guru baru yang pandai-pandai menjawab soal, bukan pandai dalam hal praktis.

Ah sudah dulu ceritanya. Negatif melulu nih…
Yang penting,
Buat sahabat-sahabat buruh, selamat hari buruh ya….! Semoga kita semua mendapatkan solusi terbaik dalam hidup ini. Aamiin!

Buat sahabat-sahabat pendidik atau guru dan adik-adik pelajar, selamat hari pendidikan nasional. Semoga kita mendapatkan pendidikan yang berkualitas, yang pro rakyat miskin dan pro pada orang-orang bodoh yang mau sekolah atau kuliah. Aamiin!

Buat para pembuat kebijakan, menurut saya negeri ini belum mampu menjalankan standar-standar tinggi. Biarlah standar kualitas pendidikan negara kita ini rendah, tapi harus jujur.

Jangan biarkan mengejar standar tinggi dengan ujian mencontek, skripsi dan jurnal ilmiah dengan membeli! Kita hidup jujur saja yuk…..!

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

2 comments:

  1. Pendidikan sekarang carut marut..
    UN gatot (gagal total), apalagi sekarang mau diberlakukan kurikulum 2013, padahal sosialisasi belum serentak dilakukan di seluruh bagian Indonesia.
    Parah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata bukan saya saja ya yang negative thinking terhadap pendidikan Indonesia.

      Masa harus dibubarkan sekolah kita ini. he..he...

      Delete