Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Sunday, February 22, 2015

Perbedaan Isim Fa’il dan Subyek Bahasa Arab

Halo, apa kabar? Kaifa haalukum? How are you? Kumaha damang? J

Sekarang kita akan mengenal Isim Fa’il. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal subyek atau pelaku. Nah, dalam bahasa Arab juga ada, namun agak unik, namanya isim fa’il.

Keunikan isim fa’il bukan hanya namanya yang beda dengan bahasa Indonesia (so pastilah…), tapi kedudukannya dalam susunan kalimatnya berbeda pula.

Isim fa’il biasa disebut fa’il saja biar tidak kepanjangan. Jadi, kalau membaca atau mendengar fa’il, maka itu kependekan dari Isim Fa’il dan termasuk kata benda karena isim sendiri artinya benda, kan?

Dilihat dari pembentukan katanya, isim fa’il itu bisa dibentuk dari kata kerja (misal: naashiru: orang yang menolong) atau kata benda asli (misal: Ahmad, Kucing).

Mari kita lihat contoh dan penjelasannya berikut ini:

ذَهَبَ أَحْمَدُ اِلَى الْمَدْرَسَةِ
(Telah pergi Ahmad ke sekolah)

Perhatikan:
Dzahaba: kata kerja
Ahmadu: subyek (kata benda/isim)


Nah, ini keunikan isim fa’il yang saya maksud, yaitu posisinya setelah kata kerja. Sementara itu, bahasa Indonesia dan Inggris biasanya meletakkan subyek di awal kalimat, sebelum kata kerja, kan?

Namun demikian, bahasa Arab juga membolehkan meletakkan isim fa’il di awal kalimat, sehingga nama kalimatnya “Jumlah Ismiyah”, sedangkan kalau isim fa’ail diletakkan setelah kata kerja disebut “Jumlah Fi’liyah”.

Bagi yang belum tahu, “jumlah” dalam bahasa Arab artinya “kalimat’ atau “sentence’.

Kalau contoh di atas dijadikan Jumlah Ismiyah, maka seperti ini:
أَحْمَدُ ذَهَبَ اِلَى الْمَدْرَسَةِ
(Ahmad telah pergi ke sekolah)


Dua contoh lagi dalam Jumlah Fi’liyah:
يَرْجِعُ زَيْدٌ مِنَ الْمَدْرَسَةِ
(Zaid pulang dari sekolah)

Arti per katanya: pulang (yarji’u)– Zaid (zaidun) – dari (min) – sekolah (madrasati)

جَاءَ نَاصِرٌ اِلىَ الْبَيْتِى

(Seorang penolong telah datang ke rumahku)

Arti perkatanya: telah datang (jaa`a)– seorang penolong (naashirun) – ke (ila) – rumahku (baitii)

Catatan:
Walaupun bahasa Arab mengenal “Jumlah Ismiyah”, yaitu subyek diletakkan setelah kata kerja (fi’il), namun untuk menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia tetap saja mengikuti kaidah bahasa Indonesia.

Contoh:
Telah pergi Ahmad ke sekolah (Salah)
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment