Nah, pertanyaan bahasa Arab kali ini agak membuat dahi saya
mengerenyit berkali-kali. Pertanyaannya adalah “Kenapa Inna Manashabkan
Mubtada'?”
Saya cukup bingung menjawabnya. Mungkin itu tidak bisa
dijawab dengan ilmu tatabahasa murni karena memiliki makna filosofis.
Saya menilai pertanyaan di atas seperti pertanyaan ini:
“Kenapa predikat diletakkan setelah subyek?”
Kalau dijawab berdasarkan tata bahasa Indonesia mungkin
jawabannya: “Meneke Tehe!” (Mana aku tahu) he…he.. Jangan marah ya…! Ini lagi
menghibur diri karena belum tahu jawaban yang tepat untuk pertanyaan bahasa
Arab di atas.
Tapi, saya mencoba menjawab seperti ini:
1. Karena kalau merafa’kan Mubtada itu bukan fungsi Inna,
tapi fungsi Kaana. Iya, kan?
2. Karena Inna itu menashabkan Mubtada dan merafa’kan Khabar.
Kalau terbalik, nanti Neng Inna bisa cemberut. Awas….! J
3. Ini jawaban pamungkas sementara. Karena memang itu sudah
aturan Ilmu Nahwu bahwa Inna itu menashabkan Mubtada dan merafa’kan Khabar
Jadi, begini contohnya:
اِنَّ الطَّبِيْبَ لَطِيْفٌ(benar)
(Sesungguhnya dokter itu ramah)
Bukan seperti
di bawah ini:
اِنَّ الطَّبِيْبُ لَطِيْفً(salah)
Kalau ada yang tahu jawaban lain, silahkan kasih tahu saya di
komentar ya… J
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
|
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :) |
|
No comments:
Post a Comment