Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Thursday, October 29, 2015

Anak Terlahir Fitrah Dalil Hadits dan Bahasa Arab

Hello Katabah!
Pada posting ini, saya berbagi dalil bahwa semua anak itu dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), tinggal tergantung orang tua ingin mendidiknya seperti apa. Ini penggalan haditsnya:


مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلَّا يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَانِهِ....

Artinya:
“Setiap anak dilahirkan menurut fitrah, maka orang tua-lah yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi….” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun saya berpendapat bahwa kita tidak boleh hanya bergantung pada satu dalil di atas karena banyak kasus bahwa orang tua jahat, anaknya shaleh; orang tua shaleh, eh…anaknya nakal.

Dengan demikian, yang menjadikan anak sebagai Yahudi, jahat, bodoh, gagal, atau memiliki sifat-sifat buruk lain bukan hanya dipengaruhi oleh orang tua, tapi banyak faktor yang berpengaruh, seperti lingkungan dan takdir.

Jadi, dalil di atas sebaiknya dijadikan motivasi agar optimis bahwa kita bisa mendidik anak menjadi orang hebat, baik karirnya maupun perilakunya karena semua anak itu awalnya suci.

Bahkan dalil di atas bisa digunakan untuk menghilangkan istilah “anak haram” yang merupakan hasil perzinaan. Tidak ada “anak haram” walaupun berasal dari hubungan gelap, sehingga kita tidak boleh membencinya. Justru kita lah yang harus lebih menyayanginya. OK!

Belajar Bahasa Arab
Berdasakan dalil hadits tentang Anak Terlahir Dalam Keadaan Fitrah di atas, saya belajar kata pasif dalam bahasa Arab. Salah satu contohnya adalah pada kata “yuladu” (يُوْلَدُ), artinya dilahirkan.

Kata “yuladu” (يُوْلَدُ) memiliki bentuk aktif, yaitu: “walada” (وَلَدَ- يَلِدُ), artinya melahirkan.

Para pelajar pemula (seperti saya) mungkin akan lebih mudah membuat kata pasif menggunakan mufradat yang tidak mengandung huruf alif, wawu dan nun. Contoh:

نَصَرَ – يَنْصُرُ – يُنْصَرُ
ضَرَبَ – يَضْرِبُ – يُضْرَبُ   

Setelah melihat kedua contoh perubahan aktif-pasif di atas, saya jadi tahu bahwa cara membuat bentuk pasif dari fi’il mudhari adalah
1. Beri sakal dlammah pada huruf pertama (contoh يُـ pada يُنْصَرُ dan يُضْرَبُ).
2. Beri sakal fathah pada huruf ketiga (contoh صَـ pada يُنْصَرُ  dan رَ pada يُضْرَبُ)


Artikel Terkait:

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment