Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Saturday, October 24, 2015

Mahir Membuat Jumlah Ismiyyah Bahasa Arab

Hello Katabah!
Untuk menumbuhkan motivasi kita dalam belajar bahasa Arab, coba kuasai dua pola kalimat saja, yaitu Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyyah.

Misalnya, kita sudah banyak paham tentang Jumlah Ismiyyah. Maka kita bisa membuat kalimat sebanyak-banyaknya menggunakan pola kalimat Jumlah Ismiyyah.


Bagaimana kalau salah dalam perubahan menjadi bentuk mutsanna dan jamaknya? Tenang saja, yang penting kita praktek membuat kalimat bahasa Arab tiap hari.

Semakin sering kita membuat kalimat bahasa Arab, maka akan semakin penasaran wawasan tata bahasa Arab kita.

Mungkin tahapan belajar Jumlah Ismiyyah berikut ini bisa dicoba:

1. Cara membuat Jumlah Ismiyyah itu, isim (kata benda) diletakkan di awal kalimat.

2. Setelah paham nomor 1, kemudian tingkatkan kemampuan kita, misal membuat 10 kalimat Jumlah Ismiyyah dengan kosakata (mufradat) yang berbeda. Kita bisa menggunakan kamus.

3. Setelah paham nomor 2 (yang hanya menggunakan isim mufrad/tunggal), kita buat kalimat Jumlah Ismiyyah menggunakan isim mutsanna (dua).

4. Kalau kita belum memahami bentuk mutsanna pada isim dan fi’il, maka coba dulu bentuk mutsanna pada isimnya.

5. Kalau nomor 4 sudah bisa (walaupun fi’ilnya masih mufrad), maka kita bisa coba menggunakan isim bentuk jamak.

6. Nah, kalau sudah bisa membuat bentuk mutsanna dan jamak pada isimnya, kita coba dengan perlahan-lahan membuat bentuk mutsanna dan jamak pada fi’ilnya. Kan rumusnya begini:
Jika isimnya mufrad, maka fi’ilnya harus mufrad.
Jika isimnya mutsanna, maka fi’ilnya harus mutsanna.
Jika isimnya jamak, maka fi’ilnya harus jamak.
Jika isimnya mudzakar (laki-laki), maka fi’ilnya harus mudzakar
Jika isimnya mu`annats (perempuan), maka fi’ilnya harus mu’annats.

Keenam tahapan di atas bisa dipraktekkan, kecuali kalau kita sedang mengerjakan soal-soal sekolah atau kuliah. Khusus untuk tugas kuliah, usahakanlah harus langsung benar semuanya (kalau mampu).

Akan tetapi, kalau praktek latihan sendiri, saya bahkan pernah menulis bahasa Arab tidak membedakan mudzakar dan mu’annatsnya. Jadi, semua fi’il yang digunakan adalah fi’il madhi mudzakar mufrad dlammir huwa.

Begitu juga dengan isim, saya menggunakan isim mufrad mudzakar untuk semua tulisan di buku catatan saya. Ini ide sedikit gila, tapi saya berpendapat “Yang penting kita sendiri bisa paham.”

Artikel Terkait:

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment