Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Wednesday, September 30, 2015

Na’at Manut al-Fatihah 3 Tata Bahasa Arab

Hello Katabah!
Setelah membahas tentang tata bahasa Arab yang ada pada Q.S. al-Fatihah ayat 1 dan 2, sekarang saya belajar menganalisis ayat 3.

الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Seandainya ayat di atas berdiri sendiri, maka harokat akhir pada setiap kata akan dibaca “dlammah”, yakni:

الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ

Di teks Arab kedua tampak setiap kata berakhiran harokat dlammah (nu dan mu). Lalu, mengapa dibaca ni dan mi? Apakah tata bahasa Arab mampu menjawabnya?

Saya melihat sakal akhir ayat 3 ini dipengaruhi oleh ayat 2, yakni oleh kata “lillahi”. Walaupun ada frase “rabbil ‘alamin”, tapi yang mempengaruhi sakal ayat 3 ini tetap kata “lillahi”. Seandainya frase “rabbil ‘alamin” tidak ada, maka tetap akan dibaca “ar-rahmani rahimi”.

Jadi begini:
لِلهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Milik Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Teks Arab di atas merupakan contoh Na’at-Man’ut, yakni: “Allah” disebut Man’ut dan “ar-rahmani rahimi” disebut Na’at. Kita tahu bahwa jika Man’ut bersakal kasrah, maka Na’at harus kasrah pula.

Seandainya teks لِلهِ dibaca lillahu (لِلهُ), maka akan dibaca “ar-rahmanu rahimu” (harokat akhirnya menjadi dlammah).

Namun teks لِلهِ tidak mungkin dibaca lillahu (لِلهُ) karena “li” (لِ) termasuk huruf jar yang harus menjarkan (kasrah) isim setelahnya.

Artikel Terkait:

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

2 comments: