Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Kontak | Gmail | Uang Adsense
Audit Sistem Informasi
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Pengobatan Ruqyah
Daftar Isi | Skripsi SI | B. Arab | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab

Sunday, November 1, 2015

Belajar Bahasa Arab Sambil Belajar Quran

Hello Katabah!
Tampaknya, kegiatan belajar bahasa Arab saya saat ini sedang mengarah pada teks-teks Arab yang ada dalam al-Quran. Walaupun tidak dibaca secara langsung komprehensif, tapi setidaknya saya semakin banyak tahu cara membaca dlammah, fathah, kasrah atau sukun pada al-Quran. Bukankah al-Quran juga dulunya tidak bersakal (gundul)?


Namun belajar bahasa Arab dengan menggunakan teks Quran bukan hanya untuk mengetahui alasan pemberian sakal (harokat), tapi juga bisa semakin terlatih untuk memahami alur tafsir yang dilakukan oleh para penerjemah atau para ahli tafsir.

Dengan mengetahui seluk-beluk ayat-ayat Quran, maka kita tidak akan terlalu fanatik dengan satu penafsiran saja. Qurannya memang benar dari Rasulullah, tapi penafsirannya itu yang melibatkan banyak sumber, termasuk kemampuan ahli tafsirnya juga berbeda-beda, bukan?

Dengan nol kemampuan bahasa Arab, bisa saja kita terlalu fanatik pada satu referensi. Padahal masih ada referensi yang berbeda di luar sana. Hi…hi..

Misalnya saja begini:
Kita memahami bahwa shalat itu merupakan gerakan-gerakan yang dimulai takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Ketika kita melibatkan kemampuan bahasa Arab untuk memahami makna shalat, maka semakin terbuka lebarlah maknanya. Mari kita lihat kosakata yang memiliki arti shalat berikut ini:

الصَّلَاةُ
الصَّلَوَاتُ
الصَّلَوةُ
Menurut kamus al-Munawwir, shalat itu dapat memiliki arti:
1. shalat
2. sembahyang
3. doa
4. rahmat.

Kalau kita mengamalkan shalat dari salah satu makna harfiah di atas, maka sudah tentu bahwa kita harus shalat selama-lamanya karena shalat bermakna “doa” dan “berdoa” itu harus dan bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Iya, kan?

Kalau ingat bahwa shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar, maka pantaslah adanya karena orang yang melakukan shalat sebenarnya harus senantiasa berdoa.

Ketika terbersit ingin korupsi, kita berdoa: “Ya Allah semoga aku terhindar dari korupsi.” Masa setelah berdoa begitu, kita masih juga korupsi. Hi..hi..

Sudah ah pembahasannya, biar para ustadz yang melengkapinya… :D


Artikel Terkait:

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment